8. Shalat Subuh Tolak Ukur Keimanan
Untuk mengukur kadar keimanan seseorang tidak perlu sulit-sulit, cukup mengukurnya dengan shalat subuh untuk mengetahui apakah dirinya termasuk jujur dalam beriman ataukah berdusta, apakah ia beriman di atas keikhlashan ataukah riya.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
أثقلُ الصلاةِ على المنافقينَ صلاةُ العشاءِ وصلاةُ الفجرِ ولو يعلمونَ ما فيهما لأَتَوْهُما ولو حَبْوًا
“Shalat terberat bagi orang-orang munafik adalah shalat isya’ dan subuh. Padahal seandainya mereka mengetahui pahala pada kedua shalat tersebut, tentu mereka akan mendatanginya walaupun harus merangkak.” (HR. Ahmad, disohihkan Al-Albany dalam Al-Irwa’ 2/246)
9. Shalat Subuh Mendatangkan Kenikmatan Melihat Wajah Allah
Shalat Subuh akan mendatangkan nikmat berupa bisa melihat wajah Allah yang mulia.
Dari Jarir bin Abdullah berkata,
كُنَّا جلوسًا عند رسولِ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ . إذ نظر إلى القمرِ ليلةَ البدرِ فق
ال أما إنكم ستَرَونَ ربَّكم كما ترون هذا القمرَ . لا تُضامُون في رُؤيتهِ . فإنِ استطعتُم أن لا تُغلَبوا على صلاةٍ قبلَ طلوعِ الشمسِ وقبلَ غروبِها يعني العصرَ والفجرَ . ثم قرأ جريرٌ : )وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا )
“Kami pernah duduk-duduk di samping Rasulullah. Tatkala beliau melihat rembulan pada malam purnama, lalu beliau bersabada, ”Kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat rembulan ini. Yaitu kalian tidak tidak berdesak-desakan melihatnya."
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait