Pembahasan mengenai kepemimpinan daerah, terutama yang berbasis relasi kekuasaan, merupakan topik yang selalu menarik dalam kajian akademis. Hal ini terutama tercermin dalam disertasi Dr. Musa Rajekshah di Universitas Sumatera Utara, yang mengkaji Dinasti Tambunan di Kabupaten Deli Serdang. Dalam konteks ini, relasi kekuasaan yang harmonis dan berkesinambungan berperan penting dalam mendukung stabilitas dan keberlanjutan pembangunan daerah selama dua dekade terakhir.
Sejarah dan Transformasi Kepemimpinan di Deli Serdang
Sejak tahun 1946, Kabupaten Deli Serdang telah dipimpin oleh sejumlah tokoh besar, dengan setiap pemimpin memberikan sumbangsih dalam pengembangan manajerial pemerintahan daerah. Ini menunjukkan bahwa Deli Serdang memiliki sejarah kepemimpinan yang adaptif dan akuntabel, dengan fokus pada pengembangan masyarakat.
Dinasti Tambunan: Peran dan Pengaruhnya
Keluarga Tambunan, yang dimulai dengan kepemimpinan Amri Tambunan (2004-2014), berhasil membawa sejumlah perubahan signifikan dalam sektor pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Melalui program-program inovatif, Deli Serdang meraih berbagai penghargaan nasional. Dilanjutkan oleh H. Ashari Tambunan, kepemimpinan dinasti ini melanjutkan tradisi dengan fokus pada pengurangan kemiskinan dan pengembangan sebagai lumbung pangan nasional.
Studi Dr. Musa Rajekshah tentang Kepemimpinan Tambunan
Disertasi Dr. Musa Rajekshah yang mengidentifikasi "MODEL IJECK" menunjukkan lima pilar dalam kepemimpinan dinasti Tambunan, yaitu Intensif, Jejaring, Ekosistem, Komunikasi, dan Kepemimpinan. Setiap pilar ini berkontribusi pada keberhasilan kepemimpinan yang harmonis dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Pentingnya pendekatan komunikasi yang inklusif dan keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan ditonjolkan dalam kajian ini.
Editor : Chris
Artikel Terkait