Mereka bertanya, “Apakah anda menangis hanya gara-gara ini wahai Syaikh? Kalau Anda berkenan, kami bisa memberikan burung beo lain yang lebih bagus.“
Syaikh menjawab, “Sungguh bukan itu yang membuatku menangis, tetapi keadaan burung beo ketika mati yang membuatku menangis. Ketika diterkam kucing, ia menjerit dan terus menjerit kesakitan hingga mati tanpa mengucapkan apapun, padahal selama hidupnya begitu sering mengucapkan kalimat tauhid. Ia lupa kalimat tauhid itu karena selama ini ia hanya mengucapkannya semata di lisan saja, tidak masuk ke hati dan mengantarkan kepada amalan.”
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait