MEDAN, iNewsMedan.id - Pada tahun ke-5 pelaksanaannya, program Usaha Mikro Kecil (UMK) Academy yang diadakan oleh Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut memiliki tujuan untuk meningkatkan kelas usaha mikro kecil agar terus berkembang. Program ini memberikan pelatihan baik secara online maupun offline kepada UMK dengan menghadirkan ahli-ahli di bidang UMK dan pemasaran.
Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Susanto August Satria mengatakan bahwa program UMK Academy kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, karena tidak hanya dibina oleh Pertamina, tetapi juga membuka kesempatan bagi UMK secara umum.
"Terdapat sekitar 8.000 UMK yang mendaftar, namun hanya 300 UMK yang dipilih melalui seleksi untuk dibina oleh Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut dan Rumah BUMN," kata Satria kepada wartawan, Rabu (10/7/2024).
Satria menjelaskan bahwa dalam program ini, Pertamina Patra Niaga telah melaksanakan pembinaan terhadap sekitar 104 UMK di wilayah Regional Sumbagut, dengan pelatihan yang dilakukan baik secara online maupun offline di Padang dan Medan.
"UMK yang telah lolos seleksi akan diberikan manfaat berupa tips dan trik dalam memasarkan produk di era digitalisasi saat ini, serta mendapatkan kesempatan untuk menjalin koneksi dan menciptakan ekosistem dalam UMK itu sendiri," jelasnya.
Selain membantu dalam bidang pengetahuan, kata Satria bahwa Pertamina juga memberikan modal kepada UMK. Hingga saat ini, telah diberikan sekitar 7.000-an pinjaman modal kepada UMK di tingkat Regional, namun selektif dalam memberikannya.
"Kriteria UMK yang dipilih adalah UMK yang memiliki produk, rumah produksi, dan sudah memiliki pasar. Hal ini dilakukan agar UMK berkembang tidak hanya dari segi modal, tetapi juga pengetahuan dan koneksi dengan pasar," terang Satria.
Berdasarkan bidang produk, makanan dan kerajinan tangan adalah yang memiliki potensi paling besar dalam UMK. Di wilayah Sumbagut, olahan makanan seperti rendang yang dikemas, keripik, dan kopi merupakan potensi yang besar.
"Contohnya, terdapat UMK yang telah berhasil memproduksi keripik kulit ikan Patin dan berhasil mengikuti pameran serta menghubungkannya dengan pasar lokal maupun internasional," ungkap Satria.
Namun, Satria menuturkan bahwa masih terdapat kendala yang dihadapi oleh UMK, yakni komitmen dan bantuan dari pihak lain dalam membantu UMK berkembang.
"UMK rentan terkena dampak ekonomi, seperti pada masa pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu. Oleh karena itu, UMK membutuhkan fasilitasi, koneksi, dan pembinaan agar produk-produknya dapat diterima baik secara regional maupun global," ujarnya.
Satria menjelaskan bahwa Pertamina sebagai perusahaan di bidang minyak dan gas turut bergerak dalam program ini untuk mendukung dan mendorong perekonomian masyarakat. Program UMK Academy akan terus berlanjut dan berkelanjutan, bukan hanya melibatkan Pertamina, tetapi juga pemerintah daerah dan instansi lainnya.
"Dari 300 UMK yang terpilih, yang menunjukkan kualitas terbaik akan masuk ke UMK Academy tingkat nasional dan mendapatkan pembinaan lebih lanjut. Pada tingkat nasional, akan dipilih dua UMK terbaik yang akan mewakili dalam tingkatan selanjutnya. Program ini memberikan banyak manfaat bagi UMK, termasuk konektivitas dan peluang ekonomi yang lebih luas," tandas Satria.
Salah satu peserta Pertamina UMK Academy 2024 dari Padangsidimpuan, Sa'diahno Putri Rizky Siregar mengatakan bahwa dirinya terpilih menjadi peserta diajang ini untuk mengembangkan usahanya agar lebih meningkat.
"Usaha saya yakni Dapur Rizky Jaya. Saya terpilih dalam ajang ini untuk bisa memajukan usaha saya agar kedepan lebih meningkat," ucapnya.
Semantara itu, Tri Handayani yang merupakan pemenang UMK Academy 2021 dalam usaha keripik kulit ikan Patin merasa sangat senang karena telah mengekspor usahanya hingga ke luar negeri dengan jumlah 2,5 ton.
"Alhamdulillah, saya menjadi pemenang tahun 2021 dan Pertamina memberikan mesin siller modern yang dipergunakan untuk usahanya dan membantu kinerjanya dan meningkatkan penjualannya," ucapnya.
"Alhamdulillah juga hasil usahanya saat ini sudah ekspor perdana keripik kulit ikan Patin ke Kuala Lumpur, Malaysia sebanyak 2,5 ton. Saya berpesan untuk UMK yang lain agar jangan menyerah dan fokus untuk mengikuti pembinaan dari Pertamina," pesannya.
Editor : Jafar Sembiring
Artikel Terkait