Kunci Kesuksesan Perusahaan di Era Digital: Berinvestasi pada Human Capital

TIm iNewsMedan.id
Kunci Kesuksesan Perusahaan di Era Digital: Berinvestasi pada Human Capital. (Foto: Istimewa)

Kunci Kesuksesan Perusahaan di Era Digital: Berinvestasi pada Human Capital

Oleh: Yunita Citra Sari Harahap dan Prof.Dr.Elisabet Siahaan SE,M.Ec

Penulis adalah mahasiswa dan dosen di Program Studi Magister Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Era digital membawa perubahan besar dalam dunia bisnis. Persaingan semakin ketat, dan perusahaan yang ingin sukses harus mampu beradaptasi dengan cepat. Salah satu kunci utama untuk mencapai hal ini adalah dengan berinvestasi pada modal manusia (human capital). Pentingnya tenaga kerja dalam mencapai kesuksesan di era digital tidak dapat diragukan lagi. Dalam lingkungan bisnis yang terus berubah dengan cepat dan penuh dengan tantangan teknologi, modal manusia menjadi aset paling berharga bagi setiap perusahaan.

Teori human capital yang di ciptakan oleh Theodore W. Schultz tahun 1961 menekankan bahwa pendidikan, pengetahuan, kesehatan, dan keterampilan adalah bentuk modal manusia yang akan menghasilkan return di masa depan. Karyawan yang memiliki keterampilan teknis yang kuat, memiliki kondisi Kesehatan yang prima, kemampuan beradaptasi terhadap teknologi baru, serta kemahiran dalam berkolaborasi dan berinovasi merupakan pendorong utama kesuksesan dalam memanfaatkan potensi penuh dari transformasi digital.

Investasi dalam pengembangan kompetensi karyawan, baik dalam hal pelatihan dan pengembangan keterampilan maupun dalam menciptakan budaya kerja yang mendukung inovasi dan pembelajaran terus-menerus, menjadi kunci untuk memastikan bahwa perusahaan dapat bersaing dan berkembang di era digital yang dinamis ini. Jika perusahaan memperlakukan karyawan sebagai modal, maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar, dibandingkan hanya memperlakukan karyawan sebagai sumber daya. Karyawan merupakan modal karena  memiliki pengetahuan, keahlian dan keterampilan, yang dapat menggerakkan dan mengkoordinasikan penggunaan sumber daya lainnya, seperti uang, mesin, material serta data dan informasi.

Investasi pada modal manusia di era digital membawa manfaat yang luar biasa bagi kesuksesan perusahaan. Pertama, karyawan yang terampil secara teknis dan terbiasa dengan teknologi baru dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional perusahaan. Kedua, modal manusia yang terampil dalam mengelola data dan menganalisis informasi dapat membantu perusahaan mengambil keputusan yang lebih tepat dan strategis. Ketiga, karyawan yang memiliki kemampuan beradaptasi dan belajar secara cepat dapat membantu perusahaan tetap relevan di pasar yang terus berubah. Keempat, investasi dalam pengembangan karyawan menciptakan budaya kerja yang inovatif dan kolaboratif, mendorong terciptanya ide-ide baru dan solusi kreatif untuk tantangan bisnis. Kelima, karyawan yang terampil dan terdidik cenderung lebih terikat dan termotivasi, mengurangi turnover dan biaya rekrutmen. Dengan demikian, investasi pada modal manusia bukan hanya merupakan kunci untuk kesuksesan perusahaan di era digital, tetapi juga investasi yang menguntungkan secara jangka panjang. 

Cara untuk berinvestasi pada modal manusia 

• Memberikan pelatihan dan pengembangan kepada karyawan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengadakan pelatihan internal, seminar, atau program mentoring.

• Menciptakan budaya kerja yang positif dan mendukung. Ciptakan lingkungan kerja yang memungkinkan karyawan untuk berkembang dan berinovasi.

• Memberikan penghargaan dan pengakuan kepada karyawan. Hal ini dapat meningkatkan motivasi dan loyalitas karyawan.

Investasi pada modal manusia adalah investasi jangka panjang yang akan memberikan manfaat bagi perusahaan dalam jangka panjang. Perusahaan yang memiliki karyawan yang kompeten, termotivasi, dan loyal akan lebih siap untuk menghadapi tantangan dan peluang di era digital. 

Perusahaan yang Sukses Berinvestasi pada Modal Manusia: 

Google 

Google terkenal dengan budaya kerjanya yang positif dan inovatif. Google memberikan banyak pelatihan dan pengembangan kepada karyawannya, dan mereka juga memberikan penghargaan dan pengakuan kepada karyawan yang berprestasi.

Google menggunakan pendekatan unik untuk pelatihan karyawan. Mereka fokus pada "microlearning" dengan program "Whisper Courses". Program ini memberikan "dorongan kecil" mingguan kepada para manajer untuk membangun budaya tim yang aman secara psikologis. Ini dilakukan melalui kursus online selama 10 minggu.

Selain itu, Google mendorong pembelajaran antar karyawan (Googler-to-Googler). Faktanya, 80% pembelajaran yang dilacak Google terjadi melalui jaringan karyawan ini. Lebih dari 6.000 karyawan secara sukarela menjadi pengajar, berbagi pengetahuan dan keterampilan mereka melalui lokakarya, sesi one-on-one, dan lainnya.

Google tidak memaksa karyawan untuk mengajar, tetapi mereka mencari pengajar yang bersemangat dan ahli dalam bidangnya. Para pengajar ini diwawancarai dan diberi umpan balik serta pengakuan. Pendekatan ini tidak hanya membuat karyawan terlibat, tetapi juga menghemat biaya pelatihan. Google juga transparan mengenai strategi pembelajaran dan pengembangan mereka. Mereka berbagi informasinya melalui platform re:Work.

Amazon

Amazon berfokus pada pengembangan keterampilan karyawan mereka melalui analisa data dan investasi yang besar.  Amazon memiliki pendekatan unik dalam melatih karyawannya. Strategi mereka didasarkan pada data dan berfokus pada peningkatan keterampilan (upskilling) karyawan untuk memenuhi kebutuhan bisnis yang terus berkembang. 

Investasi Upskilling: 

Amazon berinvestasi besar untuk upskilling karyawan mereka. Pada tahun 2019, mereka mengumumkan akan menghabiskan $700 juta untuk meningkatkan keterampilan 100.000 karyawan AS hingga tahun 2025. Investasi ini menyediakan platform dan sumber daya bagi karyawan untuk mengembangkan keterampilan dan beralih ke posisi yang lebih membutuhkan keterampilan tinggi.

Amazon menggunakan berbagai metode pelatihan, yaitu:
• Knowledge sharing: Berbagi pengetahuan antar karyawan.
• Learning in the flow of work: Karyawan belajar sambil bekerja.
• Microlearning: Pembelajaran dalam potongan kecil yang mudah dicerna.
Program pelatihan Amazon:
• Amazon Technical Academy: Melatih karyawan untuk menjadi software engineer.
• Associate2Tech program: Kursus 90 hari untuk menjadi teknisi pendukung IT.
• The Machine Learning University: Kursus untuk mengembangkan keahlian machine learning.

Investasi pada modal manusia telah menjadi kunci sukses bagi perusahaan di era digital yang penuh dengan tantangan dan peluang. Dengan memberikan pelatihan dan pengembangan kepada karyawan, menciptakan budaya kerja yang positif, dan memberikan penghargaan dan pengakuan kepada mereka, perusahaan dapat memastikan bahwa karyawan mereka memiliki keterampilan, motivasi, dan loyalitas yang diperlukan untuk bersaing dan berkembang. Sebagai contoh, Google dan Amazon adalah dua perusahaan teknologi yang sukses dalam berinvestasi pada modal manusia. Google mengadopsi pendekatan unik dengan program Whisper Courses dan mendorong pembelajaran antar-karyawan melalui Googler-to-Googler network, sementara Amazon fokus pada upskilling karyawan melalui investasi besar dalam pelatihan dan pengembangan keterampilan. Dengan demikian, investasi pada modal manusia bukan hanya memberikan manfaat bagi perusahaan dalam jangka panjang, tetapi juga membantu mereka untuk tetap relevan dan sukses di era digital yang dinamis ini.

Editor : Odi Siregar

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network