MEDAN, iNewsMedan.id - Kredit Pintar, platform fintech lending terkemuka di Indonesia, telah mengalami pertumbuhan positif pada kuartal pertama 2024. Platform yang berizin, terdaftar, dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ini telah mengumpulkan lebih dari 7 juta peminjam sejak didirikan pada tahun 2017.
"Dari sisi penyaluran kredit di Sumatera Utara, tingkat pertumbuhan mencapai 3,40% selama kuartal pertama 2024, dengan kota Medan berkontribusi 48,26% terhadap penyaluran kredit Kredit Pintar di Sumatera Utara," kata Head of Business Kredit Pintar, Kokko Cattaka dalam acara Fintech Lending Days di Medan, Selasa (7/5/2024).
Cattaka menyoroti tingginya permintaan pendanaan di kalangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan tantangan yang mereka hadapi dalam mengakses modal.
"Sebagai platform fintech lending, Kredit Pintar bertujuan untuk memberikan alternatif solusi pendanaan bagi UMKM, sehingga mendukung pertumbuhan bisnis dan penciptaan lapangan kerja mereka," terangnya.
Kredit Pintar saat ini menduduki peringkat #1 untuk aplikasi pinjaman tunai dengan ulasan terbanyak di Google Play Store Indonesia, dengan lebih dari 30 juta unduhan dan peringkat Google 4,3 dari 5. Ini juga memiliki peringkat 4,7 dari 5 di Apple Store (IOS) berdasarkan dua juta ulasan.
Lebih lanjut Cattaka mengungkapkan bahwa Kredit Pintar terus mengalami pertumbuhan positif. Hingga pertengahan kuartal II 2024, total penyaluran kredit kumulatif telah menembus Rp 43 triliun.
"Sekitar setengah dari peminjam Kredit Pintar memanfaatkan pinjaman untuk modal usaha kecil atau tujuan pendidikan," ungkapnya.
Acara Fintech Lending Days yang diselenggarakan oleh Asosiasi Fintech P2P Lending Indonesia (AFPI) berlangsung pada 6-7 Mei 2024, dengan dukungan dari OJK dan beberapa perusahaan teknologi finansial, termasuk Kredit Pintar.
Acara tersebut meliputi pameran, talkshow, kunjungan ke UMKM, dan media visit. Tujuannya adalah untuk memperkenalkan dan mengedukasi UMKM tentang fintech P2P lending sebagai alternatif solusi pendanaan, menghubungkan UMKM dengan platform fintech P2P lending dan ekosistemnya, meningkatkan kualitas dan kreativitas UMKM, serta meningkatkan literasi keuangan dalam skala masif dan mudah dipahami.
Ketua AFPI, Entjik S. Djafar, menjelaskan bahwa industri fintech P2P lending bertujuan untuk membantu UMKM mengakses pendanaan dengan lebih mudah dan cepat, memungkinkan mereka untuk mengembangkan bisnis mereka dan menciptakan peluang kerja baru.
"Namun, industri ini masih menghadapi tantangan, terutama dalam hal literasi keuangan di kalangan masyarakat. Banyak orang kurang memahami risiko dan manfaat fintech P2P, membuat mereka rentan terhadap penipuan atau pinjaman di luar kemampuan mereka untuk membayar. AFPI berkomitmen untuk meningkatkan literasi keuangan untuk mempromosikan pertumbuhan industri fintech lending yang sehat dan bertanggung jawab," jelasnya.
Deputi Komisioner Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan, Jasmi menuturkan apresiasi terhadap AFPI dan acara Fintech Lending Days. Dia menekankan pentingnya mendukung UMKM dan mengoptimalkan industri fintech lending di Sumatera Utara, mengingat kontribusi signifikan provinsi terhadap perekonomian, menyumbang sekitar 23,26% dari ekonomi daerah.
"Ekonomi Sumatera Utara tumbuh sebesar 5,01% pada tahun 2023 dibandingkan dengan 4,73% pada tahun 2022," tuturnya.
Menjawab tantangan yang dihadapi UMKM dalam mengakses pendanaan dan rendahnya tingkat literasi keuangan di kalangan masyarakat.
"Melalui Fintech Lending Days yang diinisiasi oleh AFPI, mereka mendukung penuh dan berharap acara ini akan memberikan dampak positif bagi UMKM, industri fintech lending, dan pertumbuhan ekonomi digital yang sehat dan berkelanjutan," tambah Kokko.
Editor : Odi Siregar
Artikel Terkait