Melalui bukunya yang berjudul “Sarinah, Kewajiban Wanita dalam Perjuangan Republik Indonesia,” Soekarno menjelaskan arti Sarinah bagi dirinya. Sarinah mengajarinya tentang kehidupan dan humanisme.
“Pengasuh saya bernama Sarinah, ia “mbok” saya. Ia membantu ibu saya, dan dari dia saya menerima banyak rasa cinta dan rasa kasih. Dari dia saya banyak mendapatkan pelajaran mencintai “orang kecil”. Dia sendiri pun “orang kecil”, tetapi budinya selalu besar.
Dialah yang mengajarku mengenal kasih sayang. Sarinah mengajariku untuk mencintai rakyat. Rakyat kecil,” tulis Soekarno.
Kemudian, Srikandi adalah tokoh perempuan yang gagah berani dalam kisah Mahabharata. Srikandi merupakan dewi panglima perang Pandawa yang mahir dalam menggunakan senjata panah. Yang menjadi watak dominan dalam diri Srikandi yaitu ia bersemangat, pemberani, memiliki tekad yang kuat, dan percaya diri.
Srikandi bisa sekuat itu bukan tanpa usaha, semua orang tahu bahwa kepandaian Srikandi memanah adalah hasil dari belajarnya yang tak kenal waktu. Srikandi juga mengajarkan kita untuk tegas dan berani dalam segala hal.
Pada Kejaksaan Republik Indonesia, perempuan yang mengabdi sebagai insan Adhyaksa tentunya menjadikan Kartini, Sarinah dan Srikandi, ketiga tokoh perempuan ini sebagai panutan, simbol dan motivator untuk mengabdi profesional, berintegritas dan berhati nurani.
Insan Adhyaksa perempuan telah mampu sejajar dengan insan Adhyaksa laki-laki dalam perjalanan pelayanan dan penegakan hukum Kejaksaan RI. Pegawai dan jaksa perempuan mendapat tempat dalam aktualisasi keilmuannya mengabdi sebagai insan Adhyaksa, baik dalam jenjang karir maupun kesetaraan gender, emansipasi perempuan dalam lingkungan kerja Kejaksaan RI.
Beberapa bidang dan satuan kerja pada Kejaksaan RI dari Sabang sampai Merauke, Kepala Seksi, Kepala Kejaksaan Negeri, Direktur hingga Kepala Kejaksaan Tinggi banyak diisi sejumlah insan Adhyaksa perempuan.
Kehidupan seorang perempuan insan Kejaksaan tidaklah semudah yang dibayangkan, terdapat berbagai tantangan yang perlu dihadapi dengan mengorbankan beberapa momen atau bahkan berhadapan langsung dengan kondisi berbahaya ketika sedang menjalani profesi sebagai insan Adhyaksa.
Selamat Hari Kartini , Majulah Perempuan Insan Adhyaksa !
Penulis adalah Kepala Kejaksaan Negeri Sragen, Jawa Tengah
Editor : Ismail
Artikel Terkait