“Namun, bila pada pasien DRA tidak dilakukan pengobatan atau pencegahan sekunder yang kuat, maka secara perlahan bisa terjadi kerusakan morfologi dan fungsi katup secara permanen atau disebut penyakit jantung rematik,” ujarnya.
Lebih lanjut, Prof. Amiliana Mardiani Soesanto menjelaskan bahwa penyakit jantung katup termasuk di dalamnya ada penyakit jantung rematik ini masih belum mendapatkan perhatian yang cukup di Indonesia.
Sehingga saat ini masih belum ada data nasional yang mencatat berapa banyak kasus yang telah terjadi di Indonesia. Ia pun menjelaskan bahwa kondisi ini layaknya puncak gunung es, karena masih ada jauh lebih banyak lagi kasus-kasus yang belum terdeteksi.
Prof. Amiliana Mardiani Soesanto mengingatkan akan pentingnya deteksi dini penyakit jantung rematik untuk mencegah pertambahan jumlah kasus terinfeksi dan juga mengetahui langkah-langkah preventif lainnya yang bisa dilakukan.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait