MEDAN, iNewsMedan.id - Forum Daerah (Forda) Usaha Kecil Menengah (UKM) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) meminta informasi hoaks soal bengkel bubut dihentikan.
Penegasan itu disampaikan Ketua Forda UKM Sumut, Sri Wahyuni Nukman menyikapi tudingan segelintir warga sekitar Jalan Purwo yang menyebarkan informasi hoaks di tengah-tengah masyarakat tentang bengkel bubut anggotanya.
Sebab, akibat tudingan oknum yang mengaku sebagai ketua salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) tersebut, pelaku usaha bengkel bubut di Jalan Purwo Kelurahan Kedai Durian, Kecamatan Delitua, Kabupaten Deliserdang yang merupakan anggota Forda UKM Sumut resah dan tidak nyaman dalam upaya mengelola usahanya.
Apalagi, oknum yang mengaku Ketua LSM itu menyebut usaha bengkel milik Siti tak resmi dan dituding tak memiliki izin atau dokumen yang sah dari Pemerintah Daerah.
"Tudingan oknum yang mengaku ketua LSM itu tak berdasar, hingga menyebabkan perbuatan tidak nyaman saat masyarakat berusaha," tegas Sri Wahyuni Nukman didampingi Siti kepada wartawan di lokasi bengkel, Kamis (8/9/2023).
Karena itu, Sri Wahyuni sangat menyesalkan tindakan oknum itu, terkesan membuat kegaduhan di tengah-tengah warga yang sedang berupaya berjuang memaksimalkan peningkatan pendapatan perekonomian masyarakat.
Untuk itu, Sri minta Pemerintah Daerah Kabupaten Deliserdang melindungi warganya yang berusaha.
Baik usaha kuliner dan usaha perbengkelan maupun home industri lainnya.
"Pemerintah dan Aparat Penegak Hukum (APH), sejatinya memberikan perlindungan hukum yang tegas guna kenyamanan warga sebagai pelaku usaha kecil dan menengah," tegasnya.
Lanjut Sri Wahyuni, saat menerima laporan dari anggota pelaku UKM yang usahanya sering mendapat gangguan dari LSM nakal dan segelintir oknum tadi mengaku pihaknya memaksakan kehendak untuk menutup usaha milik Siti (Komisaris) usaha bengkel bubut.
Dalam laporan, korban sering mendapat ancaman agar usaha bengkel yang sudah puluhan tahun digeluti orangtuanya, dari merintis kecil-kecilan sampai mulai berkembang.
Namun muncul masalah yang dituduhkan oknum LSM dengan memaksakan kehendaknya untuk menutup usaha dengan alasan yang macam-macam.
"Terkait permasalahan tersebut, saya sangat menyesalkan sikap oknum-oknum yang sampai saat ini masih terus mengganggu para pelaku usaha. Padahal mereka ini memiliki izin-izin yang lengkap dan berkontribusi kepada Negara melalui pemberian pajak usaha," kata Sri.
Selain itu, Sri Wahyuni yang dikenal kritis dan konsisten dalam memberikan advokasi dan pendampingan bagi pelaku UKM ini untuk menyerukan hendaknya petugas kepolisian memberikan perlindungan dan rasa nyaman dan aman kepada pelaku usaha bukan malah membiarkan oknum segelintir merusak kegiatan usaha masyarakat yang positif.
"Kita mencari investor asing yang mau berinvestasi ke Sumut ini saja sangat susah walaupun dijanjikan diberikan keringanan bahkan difasilitasi tetapi kok aneh ada pelaku UKM yang sudah mulai berkembang dan naik kelas malah mendapatkan perlakuan yang buruk dari oknum-oknum LSM tersebut," ungkap Sri Wahyuni yang mengutuk keras perlakukan oknum LSM dan para orang-orang di sekitarnya yang tidak berkontribusi terhadap masyarakat dan pemerintah.
Kepada wartawan Sri Wahyuni menegaskan supaya hal ini menjadi atensi Pemerintah Daerah (Pemda) dan unsur terkait.
Diharapkan, pihak instansi terkait harus serius menciptakan iklim usaha kondusif sehingga pengusaha yang dibina sejak merintis dan mulai berkembang terhindar dari gangguan oknum tertentu yang sengaja diciptakan.
"Kita konsisten ke depan dalam melakukan pendampingan para pelaku UKM agar mereka bisa nyaman dan tidak diusik oknum yang terkesan mencari-cari celah dan kesalahan," harapnya.
Sementara di lokasi bengkel, salah seorang karyawan, Nanang (45) saat ditemui wartawan mengaku turut jadi panik mendengar adanya segelintir warga menuntut supaya menutup usaha bengkel tempatnya bekerja.
Nanang mewakili sehumlah 20-an karyawan merasa khawatir, jika usaha bengkel ini ditutup.
"Kami sangat resah bang, mau kemana lagi kami cari pekerjaan. Dan sangat berpengaruh buat menutupi kebutuhan kehidupan rumah tangga kami," ungkapnya.
Kata Nanag, tumpuan pendapatannya hanya pada bengkel tersebut.
"Tumpuan pendapatan kami hanya dari hasil bengkel ini bang. Mohonlah bang sebagai perpanjangan komunikasi ke Pemerintah supaya tidak menutup," ujarnya.
Editor : Odi Siregar
Artikel Terkait