Abai Istinja Setelah Buang Air Kecil, Risiko Teramat Pedih Siksa Kubur 

Vitrianda Hilba Siregar
Setelah buang air kecil jangan abaikan hadas kecil itu untuk istinja dengan benar. Jangan anggap sepele istinja sebab risikonya teramat pedih, siksa kubur. Foto; Dok

MEDAN, iNewsMedan.id - Setelah buang air kecil jangan abaikan hadas kecil itu untuk istinja dengan benar. Jangan anggap sepele istinja sebab risikonya teramat pedih, siksa kubur.

Islam mengajarkan umatnya untuk selalu menjaga kebersihan dan kesucian, karena kebersihan merupakan bagian dari iman. Tidak banyak yang menyadari bahwa siksa kubur sebagian besar disebabkan oleh kekurangan dalam menjaga kebersihan, seperti saat buang air kecil atau kencing.

Dalam hadits yang disebutkan oleh Ibnu Hajar Al-Asqolani dalam Kitab Bulughul Maram pada bab 'Buang Hajat', bahwasanya: 

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; “Bersihkanlah diri dari kencing. Karena kebanyakan siksa kubur berasal dari bekas kencing tersebut,” (HR. Ad-Daruquthni).

Dalam riwayat lain, disebutkan bahwa Rasulullah bersabda, "Kebanyakan siksa kubur disebabkan oleh (bekas) kencing."

Ad-Daruquthni menyatakan bahwa hadits ini adalah mursal. Sanad hadits ini terpercaya kecuali untuk Muhammad bin Ash Shobah. Imam Adz Dzahabi dalam Al Mizan mengatakan bahwa hadits dari Muhammad bin Ash Shobah ini munkar (tidak terpercaya). Sepertinya beliau merujuk pada hadits ini.

Sementara itu, lafazh kedua hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad, Ad-Daruquthni, dan Al-Hakim melalui jalur Abu 'Awanah, dari Al A'masy, dari Abu Sholih, dari Abu Hurairah. Ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Kebanyakan siksa kubur disebabkan oleh kencing."

Al-Hakim menyatakan bahwa hadits ini sahih sesuai dengan kriteria Bukhari dan Muslim, dan ia menyebutkan bahwa hadits ini tidak diketahui memiliki cacat ('illah) apapun. Namun, hadits ini tidak termasuk dalam koleksi hadits Bukhari dan Muslim. Hadits ini diperkuat oleh hadits lain yang diriwayatkan oleh Abu Yahya Al-Qotton.

At-Tirmidzi dan Bukhari ditanya tentang hadits ini, dan mereka menyatakan bahwa hadits ini sahih. Demikian pula, Ad-Daruquthni mengkonfirmasi keaslian hadits ini.

Dari 'Abdullah bin ’Abbâs Radhiyallahu anhu, dia berkata: 

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati dua kuburan, lalu Beliau bersabda: “Sesungguhnya keduanya ini disiksa, dan tidaklah keduanya disiksa dalam perkara yang berat (untuk ditinggalkan). Yang pertama, dia dahulu tidak menutupi dari buang air kecil. Adapun yang lain, dia dahulu berjalan melakukan namimah (adu domba)”. Kemudian Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengambil sebuah pelepah kurma yang basah, lalu membaginya menjadi dua, kemudian Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menancapkan satu pelepah pada setiap kubur itu. Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, kenapa anda melakukannya”. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Semoga Allah meringankan siksa keduanya selama (pelepah kurma ini) belum kering”. (HR. Bukhari, no. 218; Muslim, no. 292).

Di dalam hadits lain Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan penyebab keringanan siksa kubur itu adalah syafaat beliau. 

"Aku melewati dua kuburan yang (penghuninya) sedang disiksa, maka Aku suka agar siksa keduanya diringankan selama kedua pelepah kurma itu masih basah. (HR. Muslim, no. 3012; dari Jabir bin Abdillah).

Imam adz-Dzahabi rahimahullah berkata, “Dosa besar ke-36: tidak membersihkan diri dari air kencing, dan itu termasuk syi’ar nashara”. (Al-Kabair, hlm. 141).

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network