CHICAGO, iNewsMedan.id - Caroline Albertin, ahli biologi di Laboratorium Biologi Kelautan Universitas Chicago, telah menemukan rahasia yang membuat cephalopoda seperti cumi-cumi dan gurita sangat cerdas. Rahasianya terletak pada kemampuan merekayasa sistem saraf paling kompleks dengan mencampurkan gen DNA.
Cumi-cumi, gurita dan sotong memiliki genom acak yang dapat berkontribusi pada pengembangan sistem saraf paling kompleks dari semua invertebrata. Urutan gen baru mengungkapkan bahwa gen pada hewan ini bercampur dan tersusun dalam urutan yang aneh.
"Ini menghasilkan hipotesis bahwa susunan gen baru ini menciptakan pola ekspresi baru dan ini berarti gen ini dapat digunakan di tempat baru atau dengan cara baru,” kata Albertin dikutip SINDOnews pada Live Science, Rabu (11/11/2018). ). 5/2022). Proses dimana gen diekspresikan atau diaktifkan dapat melakukan berbagai pekerjaan dalam tubuh.
Pencampuran dan penyesuaian DNA ini dapat menyebabkan perkembangan baru. Ini, pada gilirannya, dapat menjelaskan beberapa kemampuan luar biasa dari cumi-cumi dan gurita, seperti peningkatan penglihatan atau lengan dengan 'otak' mereka sendiri.
Para ilmuwan telah lama menduga bahwa hal-hal aneh sedang terjadi pada genom cephalopoda. Ketika Albertin dan rekan-rekannya mengurutkan genom gurita pertama pada tahun 2015, mereka berharap melihat pola evolusi genetik yang mirip dengan banyak vertebrata.
Selama sejarah panjang kehidupan di Bumi, semua vertebrata berahang telah menggandakan genom mereka. Ini berarti mamalia, burung, ikan, amfibi dan hiu telah mengumpulkan empat salinan genom aslinya. Beberapa gen yang disalin hilang, tetapi banyak yang mengambil alih evolusi untuk memenuhi peran baru.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa genom cephalopoda (gurita dan cumi-cumi) bercampur dan diacak. Mereka menemukan 505 blok dari tiga gen atau lebih yang ditemukan bersama pada cumi-cumi dan gurita, tetapi tidak pada hewan lain.
Jika gen A, B, dan C biasanya terletak berdekatan pada kromosom 5 pada siput, ikan dan lalat buah, gen-gen tersebut sering kali tersebar di tiga kromosom berbeda pada cumi-cumi. Tidak jelas bagaimana cephalopoda mencapai pelanggaran genetik ini.
"Ini benar-benar menunjukkan perspektif baru yang menarik tentang bagaimana sifat-sifat baru secara evolusioner muncul. Ini membuka taman bermain genomik untuk cara kerja evolusi," kata Albertin.
Artikel ini telah terbit di halaman SINDOnews.com dengan judul Ilmuwan Temukan Rahasia Kecerdasan yang Dimiliki Gurita
Editor : Jafar Sembiring
Artikel Terkait