Cermati Stagnasi Lapangan Usaha di Sumut yang Cenderung Melambat

Kharisma
Ilustrasi. (Foto: Istimewa)

MEDAN, iNewsMedan.id - Pagelaran F1H20 mampu mendongkrak aktifitas ekonomi bukan hanya di sekitar wilayah Danau Toba saja, namun juga mampu mendongkrak tingkat hunian hotel di Kota Medan. 

Berdasarkan hasil survey dilapangan, tingkat hunian hotel berbintang mengalami pemulihan dibandingkan dengan bulan Januari kemarin. Hal ini pun menjadi indikasi membaiknya sektor perhotelan dan pariwisata di wilayah Sumatera Utara (Sumut).

Meski begitu, peningkatan tersebut dikuatirkan hanya berlangsung sesaat. Setelah pagelaran usai, maka akan ada pembalikan dimana permintaan jasa penginapan atau pariwisata secara keseluruhan berbalik mengalami penurunan. 

Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan, pada kuartal keempat tahun 2022 kemarin, data BPS menunjukan kinerja sejumlah lapangan usaha bergerak negatif secara kuartalan.

"Apalagi di kuartal pertama tahun 2023 ini, sejumlah lapangan usaha seperti penyedia jasa akomodasi makan dan minum, serta lapangan usaha transportasi dan pergudangan masih berpeluang untuk tumbuh meskipun sedikit mengalami perlambatan atau turun. Sementara untuk sektor informasi dan komunikasi masih berpeluang untuk tetap tumbuh di kuartal ini," katanya di Medan, Selasa (21/2/2023).

Gunawan menjelaskan, secara kuartalan di awal tahun ini, industri pengolahan (proyeksi tumbuh -0.05 persen hingga 0.05 persen), sektor pertanian kehutanan dan perikanan (proyeksi tumbuh -0.03 hingga 0.01 persen), perdagangan reparasi mobil dan motor (tumbuh sekitar 0.01 persen).

Sejauh ini masih bergerak stagnan dengan kecenderungan mengalami penurunan dibandingkan dengan kuartal keempat tahun lalu. Untuk lapangan usaha konstruksi, diperkirakan tumbuh negatif di kuartal pertama tahun ini dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

"Untuk sejumlah lapangan usaha lainnya berpeluang bergerak melandai. Maka itu, pertumbuhan ekonomi perlu didorong dari sisi pengeluaran pemerintah. Kalau dari sisi pengeluaran atau belanja masyarakat, ini kecenderungan bergerak stagnan bahkan dengan kecenderungan melemah dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun sebelumnya. Kecuali ada dorongan daya beli yang dikendalikan lewat skema bantuan sosial," jelasnya.

Lebih lanjut dari sisi pengeluaran, kuartal pertama tahun ini menjadi tolak ukur untuk melihat pertumbuhan ekonomi hingga tutup tahun nantinya. 

Sejauh ini inflasi di banyak Negara atau bahkan di Sumut sekalipun masih bertahan tinggi. Bahkan dari sisi pendapatan yang bisa tercermin dari harga komoditas unggulan Sumut seperti sawit, karet, kopi cenderung mengalami penurunan sejak kuartal ketiga tahun lalu. Kecuali kakao yang harganya membaik sejak tahun lalu.

"Tetapi dominasi sawit cukup besar di wilayah Sumut. Untuk harganya mendatar dikuartal pertama 2023 ini dibandingkan dengan kuartal keempat tahun sebelumnya dan tentunya menekan daya beli masyarakat Sumut, khususnya masyarakat yang masuk dalam sektor ekonomi pertanian," pungkasnya.

Editor : Odi Siregar

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network