“Memang tau dari mana email, tokopedia, kalau saya itu Belly yang asli? Karena saya masukan username saya password. Tapi apa itu pasti Belly yang asli? Belum tentu kan. Maka dari itu Phising itu bahaya karena dia bisa berpura-pura jadi kita, dan mengambil seluruh data kita. Salah satu data yang paling bahaya itu adalah data banking kita," tutur Belly melanjutnya pemaparan Anton pada Webinar kali ini.
Belly kemudian membagikan beberapa contoh kasus dan tips bagi pengguna untuk menghindari Phising.
Pertama adalah pengguna diharapkan menggunakan gadget dengan kesadaran penuh, tidak saat mengantuk atau baru bangun tidur. Berdasarkan pengalaman Belly, manusia disaat bangun tidur belum fokus sepenuhnya sehingga seringkali tidak menyadari detail-detail kecil, misalnya pengirim email, pengirim pesan chat, dan yang lainnya.
Dengan fokus yang rendah serta isi pesan Phising yang sengaja dibuat panik, pengguna akan terburu-buru untuk meng-klik link yang diberikan atau bahkan mengisi data pribadinya pada link tersebut, tanpa memperhatikan pengirim dari pesan tersebut.
Selanjutnya, apabila phising dilakukan melalui telepon, pengguna dapat memastikan penelpon dengan cara menanyakan nama palsu pada penelpon tersebut.
“Coba aja kita tanya, “Ini Andry ya?” Nanti dia pasti jawab iya. Nah, itu sudah tanda-tanda phising. Kita tanya lagi aja “Ini Andry Jakarta apa Bandung?” Dia pasti jawab aja tuh. Nah itu, kita sudah tau dia bukan teman kita yang sebenarnya," jelas Belly dalam Webinar kali ini.
Editor : Ismail
Artikel Terkait
