"Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain adalah berita hoax, tidak menyerang pengguna yang berbeda pendapat, serta tidak menjadikan media digital sebagai ruang perang kegiatan Pemilu 2024. Dengan begitu, media digital dapat digunakan secara maksimal dan tepat guna demi mewujudkan Pemilu 2024 yang damai dan aman," sebut Arwani.
Kepala Sekolah SMK Salafiyah, H. Ubaidillah Wahab, S.H., M.Si, menjelaskan tantangan yang dihadapi dalam melahirkan Pemilu 2024 yang berkualitas.
“Banyak tantangan-tantangan yang dihadapi dalam melahirkan pemilu yang berkualitas ini, seperti masalah teknis persiapan Pemilu, masalah partisipasi pemilih, masalah transparansi, dan tata kelola pemilu yang akuntabel, dan masa kampanye," ucapnya mengutip ucapa Presiden Ir. Joko Widodo dalam video pendek pada Seminar Program Pendidikan Reguler Angkatan 63 di Lemhannas RI.
Kampanye yang dilakukan, baik secara langsung maupun melalui media digital, seringkali diwarnai oleh politik identitas. Hal tersebut tentu berdampak buruk pada proses konsolidasi demokrasi Indonesia dan mengganggu integrasi bangsa Indonesia, yang kemudian dapat memecah belah bangsa dan menghambat perkembangan demokrasi. Untuk itu, perlu dilakukan tindak pencegahan agar politik identitas dan polarisasi tidak mengganggu proses Pemilu 2024 mendatang.
Editor : Ismail
Artikel Terkait