Bahaya Vape, Penelitian Universitas Johns Hopkins Sebut Berpotensi 5 Kali Serangan Jantung 

Dewi Kania
Vape atau rokok elektrik banyak digunakan pria remaja dan dewasa karena mereka beranggapan dapat memutus kebiasaan merokok tembakau. Foto: Freepik/prostooleh

Profesor Kids Rule dari Universitas Johns Hopkins mengatakan, para pembuat perangkat ini gagal untuk mengatasi peningkatan risiko ketagihan, jika orang berhenti merokok. Dia pun tidak yakin bahwa vape dapat menurunkan kecanduan nikotin pada seseorang.

Profesor Kesehatan dan Teknik Lingkungan Universitas Johns Hopkins ini menegaskan,  sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PLOS One bulan ini tidak menemukan bukti bahwa vape membantu perokok dewasa berhenti merokok. 

"Setelah hanya beberapa bulan menggunakan nikotin, remaja jadi lebih intens menggunakan vape, sampai mereka juga kehilangan harapan untuk bisa berhenti," kata Pediatrik Klinis di Rumah Sakit Anak Boston Nicholas Chadi seperti dilansir  dari Businessinsider, Senin  (12/12/2022).

Banyak yang menentang dengan adanya kemunculan vape. Beberapa Kementerian Kesehatan di dunia, seperti Israel pun melarang penggunaan vape bagi siapa saja.

Padahal, dalam sebuah studi baru yang diterbitkan oleh para peneliti UCSF menyebut menghirup uap vape, termasuk menghirup logam beracun seperti timah, berpotensi menggandakan risiko seseorang terkena serangan jantung.

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network