Pada 1969, bersama Djuhar Sutanto, Sudwikatmono, dan Ibrahim Risjad, Salim mendirikan perusahaan tepung terigu bernama PT Bogasari, yang dalam perjalanannya menjadi perusahaan tepung terigu terbesar di Tanah Air. Pada 1990, dia mendirikan Indofood, dengan produk utama mi instan dengan nama Indomie. Rasanya yang cocok dengan lidah masyarakat, membuat mi instan ini disukai jutaan masyarakat Indonesia.
Kemudian pada 1975, mereka mendirikan pabrik semen PT Indocement Tunggal Perkasa. Pabrik ini berkembang pesat, bahkan nyaris memonopoli semen di Indonesia.
Sukses di bisnis tersebut, keempatnya bersama Ciputra mendirikan perusahaan real estate PT Metropolitan Development, yang membangun perumahan mewah Pondok Indah dan Kota Mandiri Bumi Serpong Damai. Selain itu, dia juga mendirikan kerajaan bisnis bidang otomotif di bawah bendera PT Indomobil.
Hingga akhirnya Liem merambah ke bidang perbankan dengan mendirikan Bank Central Asia (BCA) bersama Mochtar Riyadi. Pada 1970-an, BCA telah bertumbuh menjadi bank swasta kedua terbesar di Indonesia.
Namun krisis moneter pada 1997, berdampak luas pada bisnisnya. Utang konglomerasi bisnisnya yang mencapai puluhan triliun rupiah saat itu memaksa dia melepaskan beberapa perusahaan, termasuk BCA. Kendati demikian, dia kembali bangkit melalui perusahaan yang masih dimilikinya, salah satunya Indofood yang membuat Indomie mendunia.
Meski bisnisnya kembali bangkit, namun usianya yang terus menua membuat Salim yang pernah masuk dalam daftar 100 orang terkaya di dunia dan Asia ini akhirnya menyerahkan gurita bisnisnya kepada anaknya, Anthoni Salim. Dia pun memilih menikmati masa tuanya di Singapura hingga meninggal dunia pada 10 Juni 2012 lalu.
Editor : Odi Siregar
Artikel Terkait