MEDAN, iNewsMedan.id - Pasar keuangan selama sepekan kedepan diperkirakan tidak akan seatraktif pada minggu sebelumnya. Adapun hal yang mendasari, yakni tidak ada agenda Bank Sentral AS atau The FED yang kerap memberikan pengaruh besar terhadap kinerja pasar keuangan global. Sehingga, agenda rilis data inflasi AS yang diperkirakan membaik, justru tidak memberikan banyak perubahan bagi pasar.
Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan, sejauh ini, pelaku pasar sudah menangkap bahwa The FED masih berpeluang menaikkan bunga secara agresif pada bulan ini dan Oktober 2022 mendatang. Sementara itu, data ekonomi di zona Eropa masih akan merilis kinerja yang lebih buruk seiring dengan memburuknya krisis energi negara yang tergabung dalam zona euro, setelah Rusia menutup aliran gas ke Eropa.
"Jadi selama sepekan kedepan, saya menilai kinerja pasar keuangan akan lebih banyak dipengaruhi oleh sentimen teknikal. Sehingga kalau berbicara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), berpeluang untuk bergerak dalam rentang 7.193 hingga 7.275. Jika terjadi koreksi lanjutan, IHSG masih akan mampu berada di atas level 7.100. Jadi yang perlu diperhatikan selama sepekan kedepan adalah pergerakan bursa di kawasan regional asia ataupun global, karena akan mempengaruhi kinerja pasar saham di tanah air," katanya di Medan, Senin (12/9/2022).
Gunawan menjelaskan, untuk kinerja mata uang Rupiah juga tidak akan banyak berubah. Selain dikarenakan minimnya sentimen pasar di pekan ini, tidak adanya testimoni Bank Sentral AS akan membuat kinerja mata uang global bergerak terbatas. Rupiah berpeluang untuk bergerak dalam rentang 14.800 hingga 15.000 per US Dolar. Artinya tidak akan banyak mengalami perubahan dalam sepekan kedepan.
"Sedangkan untuk harga emas, diyakini juga akan bergerak terbatas. Emas sendiri memang masih berpeluang untuk menguat. Namun penguatannya juga tidak akan besar, dikarenakan Bank Sentral AS masih akan melakukan upaya normalisasi kebijakan suku bunga acuannya. Dimana, suku bunga acuan akan dinaikkan dan emas masih dalam tekanan," jelas Gunawan.
Gunawan menambahkan, secara keseluruhan, ia memperkirakan IHSG, Rupiah dan harga emas berpeluang untuk bergerak terbatas. Sejumlah agenda rilis data ekonomi global tidak akan memberikan pengaruh besar terhadap pergerakannya.
"Hal yang perlu diperhatikan adalah fluktuasi pada harga energi. Jika harga energi dalam tren turun, maka hal tersebut bisa berdampak buruk bagi emiten perusahaan yang ada di bursa, namun bisa menjadi kabar baik bagi mata uang rupiah," pungkasnya.
Editor : Jafar Sembiring
Artikel Terkait