Tim Peneliti Stunting USU, Destanul Aulia menambahkan keterlibatan 25 perguruan tinggi ini diharapkan bisa menekan angka stunting hingga 14 persen pada Tahun 2024.
"Kita harap bahwa keterlibatan perguruan tinggi akan memberikan pencerahan kepada seluruh stakeholder yang ada di Sumut. Jadi kita ajak sama sama bergotong royong. Kita berharap penurunan stunting bisa terjadi.
Menurutnya stunting bisa disebabkan soal perilaku hidup bersih dan sehat hingga pola pikir. Selain itu faktor budaya juga sangat berperan menyebabkan tingginya angka stunting.
"Di Sumut ada tiga daerah yang angka stunting nya tinggi. Penyebabnya lebih ke soal perilaku, mengubah mindset nya susah sekali, kita perlu waktu. Ada budaya di daerah itu yang belum terbuka. Itu yang harus kita kikis. Misalnya buang air tidak di tempat yang disediakan. Selain itu masalah pola asuh dan gizi. Dengan pendampingan dari perguruan tinggi, maka angka stunting ini bisa ditekan," terangnya.
Sebagaimana diketahui, stunting atau masalah kurang gizi kronis masih menjadi persoalan serius di Sumatera Utara (Sumut). Berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 preventif stunting Sumut berada di angka 25,8% atau peringkat 17 secara nasional.
Editor : Ismail
Artikel Terkait