Ketua KPU RI: Kampanye Boleh Dimana Saja, Termasuk Dalam Kampus

Muhammad Farhan , MNC Portal
Ketua KPU RI, Hasyim Asy'ari (foto: dok Okezone)

Kendati demikian, Hasyim juga menegaskan tetap perlu perlakuan yang adil apabila penanggung jawab fasilitas institusi pendidikan tersebut membolehkan kegiatan kampanye.

"Tapi juga harus memperlakukan yang sama, kalau capres ada dua ya dua-duanya diberikan kesempatan. Kalau capresnya ada tiga ya diberi kesempatan. Kalau partainya ada 16, ya 16-nya diberikan kesempatan. Persoalan si calon atau peserta pemilu hadir menggunakan atau tidak ya terserah kan begitu. Misalkan kampus memberikan jadwal silakan tanggal 1 sampai 16, hari pertama partai nomor 1 dan seterusnya sampai 16, mau digunakan atau tidak kan terserah partai. Tapi intinya memberikan kesempatan yang sama," jelas Hasyim.

Hasyim pun mengakui secara pribadi, dirinya tidak melarang kegiatan kampanye di kampus. Menurut Hasyim, kegiatan kampanye sangat efektif dilakukan di kampus karena dialektika visi dan misi peserta pemilu dapat dijadikan bahan kajian bagi insan akademik yang ada disana.

"Kalau saya menyatakan kampanye di kampus boleh apa nggak, boleh. Wong mahasiswanya pemilih, dosen-dosennya juga pemilih, pengen tahu dong siapa capresnya, siapa calon DPR-nya, visi misinya seperti apa, apa janji-janjinya, visi-misinya untuk pengembangan dunia akademik kan perlu diketahui dan perlu di-challenge, perlu dipertanyakan, realistis gak dalam durasi waktu tertentu itu menjanjikan kampanye seperti ini dan itu. Itu penting," terang Hasyim.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Ahmad Rofiq, menyambut baik dengan rencana yang disampaikan KPU.

"Kampus merupakan tempat yang paling tepat untuk menelaah lebih jauh terkait dengan visi misi, program dan komitmen partai atau capres dalam membangun Indonesia ke depan," kata Rofiq kepada MNC Portal Indonesia, Rabu (20/7/2022).

Rofiq menilai, selama ini kampanye yang dilakukan cenderung tanpa visi dan program. Menurutnya, pelaksanaan kampanye hanya mengumpulkan massa secara besar-besaran dan terlalu banyak pencitraan.

"Partai dan capres harus diuji dalam ranah akademik, agar entitas parpol dan capres dapat teridentifikasi," ujarnya.

Editor : Odi Siregar

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network