JAKARTA, iNews.id- Ketua STAI Tgk Chik Pante Kulu Banda Aceh, Tgk. Jamaludin Thaib, M.A menjelaskan lebih jauh terkait cara pencegahan terhadap pornografi dan pelecehan seksual di internet.
Dia memaparkan hasil survei yang dilaksanakan oleh Kemenkes tahun 2017 menunjukan jika 94% siswa pernah mengakses konten porno, 57% diakses dari internet.
"Hal ini tentu membahayakan generasi muda karena pornografi dapat memberikan dampak yang cukup serius," bebernya dalam Webinar Ngobrol Bareng Legislator, Senin (31/5).
Dia menyampaikan beberapa dampak dari pornografi antara lain terjadi banyaknya kasus perkosaan, kemungkinan peningkatan angka hamil diluar nikah, meningkatkan angka aborsi, meningkatkan kasus pencabulan terhadap anak-anak dibawah umur, dan juga meningkatnya kasus kekerasan seksual.
Selain dampak umum tersebut, pornografi juga dapat memberikan dampak psikologis tersendiri bagi anak seperti anak akan mudah berbohong, menurunkan harga diri dan konsep diri anak, meningkatkan depresi dan kecemasan anak, meningkatkan gangguan kecanduan pada anak, terganggunya pendidikan, malas untuk beribadah, dan terjadinya penyimpangan seksual.
"Hal tersebut tentu membahayakan generasi muda sehingga diperlukannya langkah khusus untuk menangani pornografi di internet," ungkapnya.
Dia kemudian memberikan beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah bahaya pornografi dan pelecehan seksual di internet pada anak.
Pertama, diperlukannya pendampingan dan pengawasan orang tua kepada anak, termasuk penggunaan gawai dan internet.
"Orang tua perlu memperhatikan waktu bermain gawai pada anak sehingga anak tidak terlalu sering membuka gawai terutama pada malam hari sehingga tidak tergoda untuk membuka konten pornografi," sebutnya.
Selain itu, orang tua juga dapat menyalakan fitur ‘kids’ pada gawai milik anak sehingga konten yang dapat diakses oleh anak terbatas dan dapat diawasi oleh orang tua.
Selain itu, orang tua juga dapat mengalihkan anak dari gawai dengan cara memberikan banyak kegiatan positif misalnya sekolah ‘full day’ atau satu hari penuh, sekolah berasrama, olahraga, atau juga kegiatan menghafal Al-Qur’an.
"Dengan begitu, kegiatan anak sehari-hari tidak terpaku hanya pada bermain internet," ungkapnya.
Terakhir, orang tua juga perlu untuk menanamkan kesadaran beragama secara baik pada anak sehingga anak memiliki landasan yang kuat dan memiliki kesadaran sendiri akan bahaya pornografi.
"Diharapkan beberapa langkah tersebut dapat membantu orang tua dalam mencegah bahaya pornografi pada anak sehingga anak-anak dan generasi muda di Indonesia bisa terjauh dari bahaya pornografi dan pelecehan seksual di internet," ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, anggota Komisi I DPR RI, H. Teuku Riefky Harsya, M.T, mengatakan jika perkembangan teknologi telah memengaruhi segala aspek kehidupan seperti pendidikan, pekerjaan, budaya, dan berbagai hal lainnya. Penggunaan teknologi yang masif tentunya mempengaruhi kehidupan sehari-hari setiap orang.
Pengaruh tersebut terbagi menjadi dua, yaitu pengaruh positif dan negatif. Pengaruh positif dari penggunaan teknologi antara lain efisiensi, mempermudah pertukaran informasi, serta kemudahan pencarian data.
"Namun penggunaan internet juga memberikan pengaruh negatif, salah satunya adalah mudahnya akses terhadap pornografi dan terjadinya tindakan pelecehan seksual," pungkasnya.
Editor : Ismail