Dalam cuitan sebelumnya, Hensat menyinggung soal blunder acara Magelang. Acara yang dimaksud adalah Rakernas V Projo, relawan pendukung Presiden Jokowi, yang digelar di Magelang, Jawa Tengah, pada Sabtu (21/5/2022). Hadir dalam acara tersebut, Presiden Jokowi dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Dalam sambutannya, Jokowi memaparkan tantangan yang dihadapi di tengah pandemi Covid-19 dan perang antara Rusia dan Ukraina. Dua tantangan itu membuat ketidakpastian global yang berdampak pada beban APBN yang semakin berat untuk menyetabilkan harga bahan bakar, bahan pangan, dan listrik. Karena itu, ia meminta kepada relawan agar tidak terburu-buru meminta arahan untuk 2024.
"Semuanya sulit dihitung karena ketidakpastian global terus-menerus terjadi. Karena kita harus fokus dan bekerja menyelesaikan persoalan itu tadi, urusan politik ojo kesusu sik, jangan tergesa-gesa. Meskipun mungkin yang kita dukung ada di sini," kata Jokowi.
"Karena kita politik sekarang ini masih belum jelas bener ndak. Partai apa mencalonkan siapa belum jelas. Sehingga jangan sampai keliru, jangan sampai salah. Setuju kita sabar? Setuju kita tidak tergesa-gesa dulu? Oke," ujar Jokowi.
Hensat mengkritisi pernyataan Jokowi tersebut. Menurutnya, sebagai kepala negara, Jokowi tidak boleh menjadi King Maker. Presiden tidak boleh mendukung siapa pun agar pemilu terlaksana dengan jujur dan adil (jurdil).
Editor : Odi Siregar