Legislator: Hanya 18 Persen UMKM yang Gunakan Platform Digital Sebagai Sarana Pemasaran

JAKARTA, iNews.id- Anggota Komisi I DPR RI, H. Teuku Riefky Harsya, M.T, mengatakan jika perkembangan teknologi saat ini telah mempengaruhi ekonomi menjadi ekonomi digital. Perkembangan teknologi tersebut telah merubah kegiatan ekonomi dari tradisional atau konvensional menjadi online.
“Hal tersebut dapat dilihat dari banyak munculnya e-commerce di Indonesia,” ucap Riefky dalam webinar Ngobrol Bareng Legistlator, Kamis (19/5).
Walaupun begitu, dia mengatakan jika masih banyak pelaku usaha mikro di Indonesia yang belum melek teknologi. ‘Berdasarkan hasil survey, hanya 18% UMKM yang menggunakan platform digital sebagai sarana pemasaran. Padahal, pengguna internet di Indonesia dilihat terus berkembang setiap tahunnya hingga saat ini Indonesia menduduki peringkat ketiga pengguna internet di Asia,” bebernya.
Maka dari itu lanjutnya, pengembangan literasi digital di Indonesia dilihat sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Salah satu kemampuan yang ditingkatkan dari literasi digital adalah meningkatkan kecakapan digital sehingga dapat terjadi pemerataan pengetahuan pada masyarakat Indonesia. “Sehingga terjadi peningkatan di semua sektor dan dapat meningkatkan ekonomi di Indonesia,”terangnya.
Sementara itu, Dirjen Aptika Kominfo, Samuel Abrijani Pangerapan, B.Sc, mengatakan jika peningkatan risiko dalam penggunaan internet, seperti penipuan digital, terjadi akibat cepatnya transformasi era digital.
“Risiko tersebut kemudian diperparah oleh rendahnya indeks literasi digital masyarakat Indonesia,” sebutnya.
Maka dari itu, peningkatan teknologi harus diimbangi dengan peningkatan kapasitas literasi digital agar masyarakat mampu memanfaatkan teknologi digital dengan produktif, bijak, dan tepat guna,”ungkapnya.
Selanjutnya, Ketua Kelompok RUMEH (Rumoh Meuseni Aceh), Abdul Hadi, sebagai narasumber dalam webinar kali ini mengatakan jika pariwisata merupakan salah satu industri yang dapat ditingkatkan melalui media digital. Industri pariwisata sendiri merupakan bidang usaha yang menyajikan berbagai jasa dan barang yang dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanan wisata.
Terdapat 6 jenis wisata di Indonesia yaitu wisata bahari atau wisata maritim, wisata budaya, wisata pertanian, wisata perburuan, wisata religi, dan wisata cagar alam.
Dia memaparkan jika potensi wisata di Indonesia sangat beragam sehingga perlu ditingkatkan promosi wisata Indonesia. Beliau kemudian menyebutkan lima langkah umum cara mempromosikan potensi pariwisata, yaitu memperbaiki akses, infrastruktur, dan fasilitas umum, melakukan kerjasama dengan investor, menghadirkan duta wisata, memanfaatkan platform internet, dan membuat aplikasi mobile official.
“Dengan berkembangnya teknologi dan internet saat ini, internet menjadi salah satu cara yang perlu dilakukan untuk mengembangkan promosi wisata Indonesia,” sebutnya.
Editor : Ismail