get app
inews
Aa Text
Read Next : Mendikti Saintek Hadiri Pleno MWA USU, Pastikan Rektor yang Akan Terpilih Sah dan Legitimate

Konflik Internal Keluarga Picu Kematian Dosen USU, Polisi: Tersangka Sakit Hati Ibu Sering Dipukul

Selasa, 23 Desember 2025 | 15:29 WIB
header img
Ilustrasi. Foto: Dok. iNews.id

MEDAN, iNewsMedan.id – Tabir gelap di balik kematian tragis seorang akademisi senior Universitas Sumatera Utara (USU) berinisial OK (58) akhirnya terungkap. Polres Pelabuhan Belawan membeberkan bahwa motif di balik aksi nekat tersangka HFZ (18) menikam ayah kandungnya hingga tewas adalah akumulasi rasa sakit hati akibat kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang berkepanjangan.

Peristiwa berdarah tersebut terjadi di kediaman mereka di Jalan Aluminium III, Kecamatan Medan Deli. Korban, yang merupakan Dosen Fakultas Kehutanan USU, ditemukan tewas bersimbah darah setelah menerima sejumlah tikaman.

Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Belawan, Iptu Agus Purnomo, menjelaskan bahwa berdasarkan pemeriksaan, emosi tersangka yang merupakan mahasiswa Semester II Teknik Komputer USU ini meledak saat menyaksikan korban kembali menganiaya sang ibu.

"Motifnya adalah sakit hati. Pelaku mengaku kesal karena korban kerap melakukan KDRT terhadap istrinya (ibu pelaku), adik perempuan pelaku yang berusia 16 tahun, maupun terhadap pelaku sendiri," ujar Iptu Agus, Selasa (23/12/2025).

Sebelum kejadian, HFZ sempat mencoba melerai pertengkaran tersebut. Namun, situasi yang semakin memanas membuat tersangka mengambil pisau dapur dan menikam korban berkali-kali. Meski melakukan tindakan ekstrem, hasil pemeriksaan psikis menunjukkan bahwa HFZ dalam kondisi normal.

Kini, HFZ telah ditetapkan sebagai tersangka dan mendekam di sel tahanan Polres Pelabuhan Belawan. Ia dijerat dengan pasal berlapis yang merujuk pada undang-undang perlindungan keluarga dan pembunuhan.

"Pelaku dikenakan Pasal 44 ayat 3 UU No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan KDRT, Sub Pasal 338 KUHPidana tentang Pembunuhan dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara," terangnya.

Kematian OK menyisakan duka sekaligus keterkejutan bagi rekan sejawat dan mahasiswanya di USU. Korban dikenal sebagai sosok cerdas lulusan doktor Institut Pertanian Bogor (IPB) tahun 2018 yang ahli dalam bidang resolusi konflik tenurial.

Tragisnya, pakar resolusi konflik tersebut justru harus meregang nyawa akibat konflik internal keluarganya sendiri yang gagal teratasi. Hingga kini, pihak kepolisian masih terus melengkapi berkas perkara terkait kasus yang memilukan ini.

Editor : Jafar Sembiring

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut