get app
inews
Aa Text
Read Next : Era Post-Gen AI Mengancam! Kampus Diminta Bersiap Sebelum Terlambat

Sosialisasi Empat Pilar di Medan: Konstitusi Jamin, Anak Miskin Tak Boleh Putus Kuliah Karena Biaya

Senin, 15 Desember 2025 | 16:58 WIB
header img
Sosialisasi Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara: Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika bersama civitas akademika Universitas Katolik (UNIKA) Santo Thomas di Jalan Setia Budi, Medan, Senin (15/12). Foto: Istimewa

MEDAN, iNewsMedan.id- Anggota MPR/DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan dr Sofyan Tan menegaskan bahwa Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara tidak boleh berhenti sebagai konsep normatif, tetapi harus hadir nyata dalam kehidupan rakyat, terutama dalam pemenuhan hak dasar pendidikan.

Hal itu disampaikan Sofyan Tan saat kegiatan Sosialisasi Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara: Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika bersama civitas akademika Universitas Katolik (UNIKA) Santo Thomas di Jalan Setia Budi, Medan, Senin (15/12). Kegiatan tersebut dihadiri pimpinan universitas, mahasiswa, serta para orang tua mahasiswa.

Dalam pemaparannya, Sofyan Tan menitikberatkan pada makna sila keempat Pancasila, yakni Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan Perwakilan. Menurutnya, sila ini menegaskan bahwa rakyat memiliki wakil di DPR yang bertugas menyuarakan dan memperjuangkan kepentingan mereka.

“Salah satu kepentingan paling mendasar adalah pendidikan. UUD 1945 dengan tegas menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, dan fakir miskin serta anak terlantar dipelihara oleh negara,” ujar Sofyan Tan.

Ia menegaskan, amanat konstitusi tersebut berarti tidak boleh ada anak Indonesia yang tidak bisa bersekolah dan tiak boleh ada anak dari keluarga miskin yang tidak dapat kuliah hanya karena faktor ekonomi. Negara, kata dia, wajib hadir melalui anggaran dan program beasiswa, termasuk Program Indonesia Pintar (PIP) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, untuk memastikan anak-anak dari keluarga tidak mampu tetap dapat mengenyam pendidikan tinggi.

Sebagai anggota DPR RI, Sofyan Tan menjelaskan bahwa tugas wakil rakyat bukan hanya membuat kebijakan, tetapi juga mengawasi pelaksanaan program agar tepat sasaran. Karena itu, ia memilih aktif turun langsung ke masyarakat untuk menjaring aspirasi sekaligus memastikan program pendidikan benar-benar sampai kepada mereka yang berhak.

“Ini adalah perwujudan nyata Empat Pilar. Bantuan dan program negara harus bisa diakses oleh rakyat tanpa melihat suku, agama, atau latar belakang apa pun, tetapi semata-mata berdasarkan penderitaan dan kebutuhan rakyat,” tegasnya.

Namun, Sofyan Tan mengakui bahwa masih banyak program pemerintah yang tidak diketahui masyarakat. Salah satu penyebabnya, menurut dia, adalah minimnya kehadiran wakil rakyat di tengah masyarakat setelah masa kampanye berakhir.

“Coba kita tanya, apakah hari ini masih banyak anggota dewan yang rajin menemui bapak ibu seperti saat kampanye dulu? Hampir tidak ada. Akibatnya, banyak program bantuan tidak sampai kepada orang miskin,” ungkapnya.

Kehadiran Sofyan Tan di UNIKA Santo Thomas bukan hanya menjadi forum sosialisasi, tetapi juga ruang kesaksian bagi para orang tua mahasiswa yang merasakan langsung manfaat perjuangan akses pendidikan tersebut.

Salah satunya disampaikan T. Lumbantobing, orang tua dari Melisa Lumbantobing, mahasiswi asal Medan Belawan. Ia mengaku tidak pernah membayangkan anaknya bisa melanjutkan kuliah tanpa bantuan aspirasi dr Sofyan Tan.

Hal serupa disampaikan Rudi Simarmata, warga Kecamatan Medan Helvetia. Dengan suara bergetar, ia menyebut Sofyan Tan sebagai sosok yang memberi harapan bagi keluarganya.

“Bagi kami, Bapak seperti malaikat. Karena Bapak, kami punya kesempatan menyekolahkan anak kami sampai kuliah,” ujarnya.

Kesaksian menyentuh juga datang dari Br. Manalu, orang tua dari Prety br. Siagian, mahasiswa Program Studi PGSD. Ia mengaku sebagai seorang janda dengan enam orang anak dan bekerja sebagai tulang botot, dirinya nyaris putus asa ketika anaknya hendak melanjutkan kuliah.

“Saat anak mau kuliah, saya benar-benar tidak sanggup. Tapi Tuhan kirimkan jalan lewat program beasiswa,” tuturnya dengan mata berkaca-kaca.

Sementara itu, Riama Tamba, orang tua dari Jeremia, mahasiswa PGSD asal Bandar Setia, Kabupaten Deli Serdang, mengungkapkan bahwa bantuan pendidikan tersebut menjadi titik balik bagi masa depan keluarganya.

Hadir dalam acara Rektor UNIKA Santo Thomas Medan Prof. Dr. Maidin Gultom, SH.,M.Hum, Wakil Rektor III Ir. Charles Sitindaon, MT, serta mahasiswa dan orangtua mahasiswa.

Editor : Ismail

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut