FK USU Ciptakan Pesantren Siaga Darurat, Bekali Santri Teknik Pertolongan Pertama
DELISERDANG, iNewsMedan.id - Ratusan santri putra dan putri Pesantren Darul Arafah Raya, Kecamatan Kutalimbaru, mengikuti pelatihan “Penanganan Kegawatdaruratan dalam Kehidupan Sehari-hari” pada Sabtu (27/9/2025). Kegiatan Pengabdian Masyarakat Program Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) ini bertujuan membentuk santri menjadi penolong pertama di lingkungan pesantren.
Kegiatan edukatif ini dipimpin oleh Dr. dr. Raka Jati Prasetya, M.Ked(An), Sp.An-TI, Subsp.TI(K), didampingi oleh dr. Cut Meliza Zainumi, M.Ked(An), Sp.An, Dr. dr. Wulan Fadinie, M.Ked(An), Sp.An-TI, Subsp.An.O(K), serta para PPDS Anestesiologi dan Terapi Intensif FK USU. Pelatihan ini terlaksana atas dukungan PERDATIN Cabang Sumatera Utara dan pihak pesantren.
Para santri menerima edukasi interaktif tentang konsep dasar kegawatdaruratan yang umum terjadi, mulai dari pingsan, tersedak, luka bakar ringan, hingga henti napas, serta diajak memahami prinsip Basic Life Support (BLS) dan langkah-langkah pertolongan pertama.
Dr. Raka Jati menekankan pentingnya kemampuan ini bagi setiap individu. “Dalam kondisi gawat darurat, kecepatan dan ketepatan tindakan dapat menentukan keselamatan seseorang. Edukasi ini bertujuan agar santri siap menjadi penolong eprtama di lingkungan mereka,” ujarnya di hadapan para peserta.
Peserta kemudian berlatih teknik Heimlich maneuver, menjaga jalan napas, dan melakukan kompresi dada pada korban henti napas melalui metode demonstrasi dan simulasi langsung menggunakan manekin.
Dr. Wulan Fadinie menjelaskan bahwa edukasi berbasis praktik terbukti efektif. “Melalui pretest dan posttest, kami melihat peningkatan signifikan dalam skor rata-rata peserta. Hal ini menunjukkan bahwa metode pelatihan aktif jauh lebih berdampak dibanding penyuluhan satu ara,” ungkapnya.
Sementara itu, dr. Cut Meliza menambahkan bahwa pelatihan ini juga sarana pembentukan karakter. “Menolong nyawa adalah bantuk amal yang nyata. Kami ingin menanamkan bahwa kemampuan medis dasar merupakan bagian dari kepedulitan terhadap sesama,” ujarnya.
Evaluasi berupa pretest dan posttest menunjukkan lonjakan signifikan dalam pemahaman langkah-langkah pertolongan pertama.
Dr. Raka menegaskan bahwa kegiatan ini adalah komitmen membangun kesiapsiagaan masyarakat. “Pengetahuan medis dasar seharusnya menjadi keterampilan hidup. Dengan membawanya ke pesantren, kita sedang menananm benh budaya tanggap darurat sejak dini,” tutupnya.
Kegiatan yang dihadiri oleh Staf Pengajar dan Residen Anestesiologi FK USU, pengurus PERDATIN Sumatera Utara, serta pimpinan pesantren ini, ditutup dengan pemberian penghargaan kepada peserta terbaik sebagai simbol semangat belajar dan tanggung jawab sosial.
Editor : Jafar Sembiring