Profil Mayjen Rio Firdianto: Pangdam I/BB yang Tetap Tegar Saat Dilempari Batu oleh Massa GRIB

MEDAN, iNewsMedan.id - Pemandangan yang tak biasa terjadi saat pembongkaran Diskotek Marcopolo di Deliserdang. Mayjen Rio Firdianto, Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) I/Bukit Barisan, dilempari batu saat mendampingi Gubernur Sumut Bobby Nasution di lokasi.
Insiden ini menyorot keberanian dan ketegasan sang jenderal bintang dua dalam menjalankan tugas, bahkan ketika situasi memanas.
Kejadian berawal saat alat berat mulai menghancurkan bangunan Diskotek Marcopolo yang juga menjadi markas ormas Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Sumut.
Di tengah proses pembongkaran, massa GRIB Sumut melakukan perlawanan dengan melemparkan batu ke arah Gubernur Bobby dan Pangdam Rio.
Tanpa gentar, Mayjen Rio yang dikelilingi ajudannya bahkan sempat berteriak meminta massa untuk membubarkan diri. Ajudan-ajudannya dengan sigap melindungi sang jenderal dengan membentuk lingkaran, memegang senjata laras panjang, dan menggunakan tameng polisi untuk menangkis hujan batu yang datang bertubi-tubi.
Meskipun terlihat emosi dengan mata menyorot tajam ke arah pelempar batu, Pangdam Rio tetap tenang. Ia mundur beberapa meter untuk menghindari situasi yang semakin tidak kondusif, namun tetap berada di garis depan. Kehadirannya di lokasi menegaskan komitmen TNI dalam mendukung penertiban bangunan ilegal dan pemberantasan narkoba di wilayah tersebut.
Profil Mayjen Rio Firdianto
Mayjen Rio Firdianto lahir di Jakarta pada 3 Juni 1972. Lulusan Akademi Militer tahun 1993 ini telah mengemban berbagai jabatan penting dalam karier militernya. Ia memulai karier sebagai perwira pertama Artileri Medan dan pernah bertugas di sejumlah satuan elite, termasuk Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).
Sebelum menjabat sebagai Pangdam I/Bukit Barisan sejak 18 Oktober 2024, Mayjen Rio pernah menduduki posisi strategis seperti Asintel Danpaspampres, Dan Grup D Paspampres, dan Dansat Intel Bais TNI. Pengalamannya dalam bidang intelijen dan pengamanan menjadikannya figur yang mumpuni dalam menghadapi berbagai tantangan, termasuk insiden pelemparan batu di Deliserdang.
Selama bertugas, ia juga telah menjalani berbagai penugasan operasi, baik di dalam maupun luar negeri. Pengalamannya mencakup operasi pengamanan konflik di Kalimantan Barat, Operasi Satgas Pamtas RI-RDTL, hingga Satgas Intelstrat Bais TNI di Papua. Penugasan-penugasan ini membentuknya menjadi seorang pemimpin yang berani, tegas, dan selalu siap berada di garis depan.
Penertiban Diskotek Marcopolo
Pembongkaran Diskotek Marcopolo dilakukan karena bangunan tersebut tidak memiliki izin, termasuk Persetujuan Bangunan dan Gedung (PBG). Menurut Gubernur Sumut Bobby Nasution, diskotek yang dijadikan markas ormas GRIB Sumut itu hanya sebuah kamuflase untuk menutupi aktivitas terlarang, termasuk peredaran narkoba. Hal ini diperkuat dengan penemuan alat-alat Disc Jockey (DJ) di lokasi.
Pihak GRIB Sumut, melalui Sekretaris Jenderal DPP Zulfikar, membantah tuduhan tersebut dan mengklaim bahwa mereka diperlakukan tidak adil oleh pemerintah. Mereka menuntut pemerintah untuk bersikap adil dan menertibkan semua bangunan ilegal tanpa pilih kasih.
Meskipun sempat diwarnai perlawanan, situasi akhirnya berhasil dikendalikan oleh aparat keamanan dari TNI dan Polri. Pembongkaran bangunan ilegal ini menjadi bukti nyata sinergi antara TNI, Polri, dan pemerintah daerah dalam menjaga ketertiban serta memberantas kejahatan di Sumatera Utara. Kehadiran Mayjen Rio di garis depan menunjukkan keseriusan dan komitmen kuatnya dalam mendukung upaya tersebut, bahkan dengan risiko pribadi.
Editor : Jafar Sembiring