get app
inews
Aa Text
Read Next : BTN Dukung Pembiayaan Rumah Bagi Karyawan Industri Media

Resmi Akuisis BVIS, BTN Syariah Bidik Jadi Bank Syariah Nomor Dua Terbesar di Indonesia

Jum'at, 06 Juni 2025 | 09:39 WIB
header img
Resmi Akuisis BVIS, BTN Syariah Bidik Jadi Bank Syariah Nomor Dua Terbesar di Indonesia. (Ist)

JAKARTA, iNewsMedan.id — PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) resmi menandatangani Akta Jual Beli dan Pengambilalihan Saham PT Bank Victoria Syariah (BVIS) sebagai bagian dari proses pemisahan (spin-off) unit usaha syariah BTN, yaitu BTN Syariah, menjadi Bank Umum Syariah (BUS). Langkah strategis ini ditujukan untuk mewujudkan visi menjadikan BTN Syariah sebagai bank syariah terbesar kedua di Indonesia.

Penandatanganan akta tersebut dilakukan bersama para pemegang saham BVIS, yakni PT Victoria Investama Tbk dan PT Bank Victoria International Tbk, di Menara BTN 1 Jakarta pada Kamis, 5 Juni 2025.

Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu menyampaikan bahwa aksi korporasi ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk memenuhi regulasi dan memperkuat posisi BTN Syariah melalui transformasi menjadi BUS.

“Proses spin-off BTN Syariah direncanakan berlangsung antara Oktober hingga November tahun ini. Setelah itu, BTN Syariah yang digabungkan dengan BVIS diharapkan akan tumbuh signifikan. Kami telah berkomitmen kepada Menteri BUMN, Erick Thohir, bahwa bank syariah baru ini ditargetkan menjadi yang terbesar kedua di Indonesia, dengan bisnis yang efisien, inklusif, dan berbasis nilai-nilai syariah,” ujar Nixon.

Sementara itu, Direktur Utama PT Victoria Investama Tbk Aldo Jusuf Tjahaja menyatakan keyakinannya bahwa BVIS di bawah BTN akan tumbuh menjadi institusi keuangan syariah yang lebih kuat dan kompetitif. “Kami optimistis kolaborasi ini akan memperkuat ekosistem perbankan syariah nasional dan menjadi kemitraan strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat,” ujarnya.

BTN menandatangani dokumen akuisisi ini setelah memperoleh persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atas uji kelayakan dan kepatutan sebagai calon perusahaan pengendali. Selain itu, BTN juga telah mengantongi persetujuan Presiden Prabowo Subianto untuk melanjutkan proses spin-off BTN Syariah.

“Dengan seluruh izin yang telah kami peroleh, kami menandatangani akta jual beli ini dengan nilai akuisisi sekitar Rp1,5 triliun, atau setara 1,4 hingga 1,5 kali nilai buku BVIS,” tambah Nixon.

Lebih lanjut, Nixon mengungkapkan bahwa bank hasil penggabungan BTN Syariah dan BVIS akan menggunakan nama baru yang akan ditetapkan oleh Presiden berdasarkan usulan BTN dan Menteri BUMN. “Kami belum bisa menyebutkan nama tersebut karena masih menunggu proses legal, termasuk Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di kedua belah pihak,” ujarnya.

Agar dapat langsung melakukan ekspansi, bank syariah baru ini akan dikapitalisasi agar memenuhi kategori BUKU 2, dengan rasio kecukupan modal (CAR) di kisaran 18–19%, setara dengan BTN saat ini.

BTN memilih strategi akuisisi dan penggabungan dengan BVIS dibanding membentuk bank baru karena dinilai lebih efisien dan cepat dari sisi implementasi.

Sesuai dengan POJK Nomor 12 Tahun 2023 dan UU Nomor 4 Tahun 2023 tentang Penguatan Sektor Keuangan, unit usaha syariah harus dipisahkan dari induknya jika asetnya mencapai 50% dari total aset induk atau minimal Rp50 triliun. Pada akhir 2023, aset BTN Syariah telah menembus Rp54,28 triliun, sehingga wajib melakukan spin-off paling lambat dua tahun setelahnya, yakni sebelum akhir 2025.

“Pada Oktober tahun ini, aset BTN Syariah diperkirakan menyentuh Rp65–67 triliun. Maka, kehadiran bank syariah BUKU 2 ini akan memperkuat ekosistem perbankan syariah Indonesia yang selama ini belum maksimal karena minimnya pemain besar,” jelas Nixon.

Fokus pada Digitalisasi dan Perumahan
BTN menargetkan bank syariah hasil spin-off ini akan fokus pada pengembangan layanan digital dalam dua hingga tiga tahun mendatang, meskipun bisnis inti tetap di sektor perumahan. BTN Syariah dan BVIS akan mengintegrasikan teknologi, SDM, model bisnis, dan tata kelola menuju bank syariah digital progresif.

“Proses bisnisnya akan lebih digital dibanding BTN induk. Kami akan merekrut banyak tenaga IT untuk memperkuat transformasi ke digital sharia banking,” ungkap Nixon.

Direktur Risk Management BTN, Setiyo Wibowo, menambahkan bahwa BTN Syariah akan menyasar dua segmen utama: masyarakat syariah yang konformis dan segmen konservatif yang loyal terhadap sistem perbankan syariah.

“Untuk melayani dua segmen ini secara optimal, dibutuhkan digitalisasi produk dan layanan syariah agar bisa diakses lebih mudah dan efisien,” tutur Setiyo.

Editor : Ismail

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut