Banjir Sekolah Jadi Bahan TikTok Kepsek di Karo Dicopot, Warga: Harusnya Dibantu Bukan Dihukum

KARO, iNewsMedan.id - Keputusan Kepala Dinas Pendidikan (Kadis) Kabupaten Karo yang mencopot seorang kepala sekolah SD di Kecamatan Barusjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Sumut), berbuntut polemik. Pencopotan tersebut diduga kuat dipicu oleh video TikTok yang viral di media sosial, menampilkan empat guru wanita menari di tengah lapangan sekolah yang tergenang banjir.
Video yang diunggah akun Facebook Karo News itu disertai keterangan yang menyebutkan bahwa Kepala Sekolah SD Negeri 050417 Tiga Jumpa, Tanti Nilawati, dicopot oleh Kadis Pendidikan Karo, Anderiasta Tarigan, M.Si., gara-gara video tersebut. Akun itu juga menyayangkan tindakan Kadis dan menilai seharusnya pemerintah mencari solusi agar sekolah tidak terus kebanjiran.
Ketua Komite SD setempat bahkan memohon agar Tanti Nilawati tidak dicopot, didukung pula oleh permohonan orang tua murid yang merasakan banyak perubahan positif di sekolah sejak dipimpin oleh Tanti Nilawati.
"Diduga Gara-gara membuat Video tiktok saat lapangan SD kebanjiran Kepala Sekolah SD Negeri 050417 Tiga Jumpa Kecamatan Barusjahe atas nama Tanti Nilawati dicopot oleh Kadis Pendidikan Kabupaten Karo Anderiasta Tarigan, M.Si. Seharusnya Kadis berbenah & mencari solusi bagaimana caranya agar SD Tersebut tidak kebanjiran lagi bukan malah mencopot Kepsek tersebut. Ketua Komite SD 050417 Tiga Jumpa Thomas J Tarigan memohon agar Kepsek tersebut tidak dicopot dari jabatanya, Para Orangtua juga sudah membuat permohonan agar Kepala Sekolah tempat Anak mereka mengenyam pendidikan jangan dicopot, karena semenjak dimpimpin Tanti Nilawati banyak perubahan yang terjadi di Sekolah tersebut" tulis akun tersebut, dilihat iNewsMedan.id, Senin (19/5/2025).
Pencopotan Tanti Nilawati, S.Pd., menuai gelombang protes keras dari kalangan orang tua murid dan masyarakat Desa Tiga Jumpa. Mereka menilai tindakan tersebut tidak adil dan mengabaikan dedikasi serta kontribusi kepala sekolah selama menjabat.
Ketua Komite SDN 050417 Tiga Jumpa, Thomas J Tarigan, bersama sejumlah orang tua murid mendatangi Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Karo untuk menyerahkan surat permohonan pembatalan pencopotan.
Mereka menilai video TikTok tersebut sebagai bentuk kepedulian kepala sekolah terhadap kondisi sekolah, bukan sebagai pelanggaran yang patut dihukum dengan pencopotan.
Dalam video viral tersebut, Tanti Nilawati bersama beberapa guru dan pegawai sekolah terlihat berjalan di tengah genangan banjir di lingkungan sekolah dengan nada santai. Meskipun tidak mengandung unsur negatif, banyak pihak meyakini unggahan inilah yang menjadi alasan utama pencopotan.
Pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Karo sendiri memberikan alasan pencopotan karena Tanti Nilawati telah menjabat sebagai kepala sekolah selama lebih dari 12 tahun. Namun, alasan ini diragukan oleh para orang tua murid yang justru melihat kemajuan signifikan di sekolah di bawah kepemimpinan Tanti Nilawati.
Mereka menduga alasan masa jabatan hanya dibuat-buat untuk menutupi kekecewaan atas video TikTok tersebut. Warga menilai seharusnya jika ada kesalahan, teguran tertulis sudah cukup, bukan langsung pencopotan.
Warga dan orang tua murid kompak memberikan apresiasi atas kinerja Tanti Nilawati. Mereka menyebutkan bahwa sebelum kepemimpinannya, SDN 050417 tergolong sekolah yang tertinggal. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, sekolah tersebut berkembang pesat dan menjadi salah satu yang terbaik di wilayah Barusjahe.
"Kedatangan kami ke sini adalah bentuk kepedulian. Kami mendapat kabar bahwa kepala sekolah anak-anak kami dicopot hanya karena video TikTok yang menampilkan kondisi sekolah saat kebanjiran. Padahal kami menilai itu sebagai bentuk kepedulian beliau, bukan pelanggaran," kata Thomas dalam wawancara yang videonya diunggah akun Pelita Monald Ginting.
Masyarakat Desa Tiga Jumpa menegaskan bahwa banjir yang sering melanda sekolah disebabkan oleh kondisi geografis dataran rendah dan curah hujan tinggi, bukan karena kesalahan kepala sekolah. Mereka menilai video TikTok tersebut seharusnya menjadi alarm bagi pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur, bukan malah menghukum pihak sekolah yang berani menunjukkan kondisi tersebut.
Masyarakat dan orang tua murid mendesak Dinas Pendidikan Kabupaten Karo untuk meninjau kembali keputusan pencopotan Tanti Nilawati.
"Kami datang ke dinas ini bukan karena disuruh, tapi karena panggilan hati. Kami ingin anak-anak kami tetap dididik oleh pemimpin sekolah yang berkualitas dan peduli. Kami mohon kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Karo untuk membatalkan pencopotan dan mengembalikan beliau," tandas Thomas.
Mereka berharap kepala sekolah yang dinilai berdedikasi dan berprestasi tersebut dapat dikembalikan ke jabatannya. Kehadiran mereka ke kantor dinas merupakan wujud kepedulian dan harapan agar anak-anak mereka tetap mendapatkan pendidikan dari pemimpin sekolah yang berkualitas.
Untuk diketahui bahwa Desa Tiga Jumpa merupakan salah satu dari 20 desa yang berada di Kecamatan Barusjahe, Kabupaten Karo. Mayoritas penduduk desa ini bermata pencaharian sebagai petani, dengan hasil utama berupa jeruk.
Pendidikan di desa ini menjadi harapan besar bagi masyarakat untuk menciptakan generasi penerus yang lebih baik.
Editor : Jafar Sembiring