get app
inews
Aa Text
Read Next : Film My Little Peng You Ramaikan Industri Film Indonesia, Angkat Budaya Tionghoa Medan

Perang Kota: Film Sejarah Sarat Emosi, Saat Perjuangan Tak Sekadar di Medan Tempur

Minggu, 04 Mei 2025 | 19:52 WIB
header img
Ariel Tatum berperan sebagai Fatimah dalam film "Perang Kota". Foto: Istimewa

MEDAN, iNewsMedan.id - Sebuah karya terbaru dari penulis dan sutradara peraih dua Piala Citra untuk Sutradara Terbaik FFI, Mouly Surya, berjudul "Perang Kota", tayang di seluruh bioskop Indonesia mulai 30 April 2025.

Film produksi Cinesurya, Starvision, dan Kaninga Pictures ini merupakan adaptasi dari karya Mochtar Lubis, "Jalan Tak Ada Ujung", yang mengangkat kisah cinta segitiga di tengah kekacauan perang di Jakarta tahun 1946—sebuah drama tentang cinta, perjuangan, dan pengkhianatan.

Mouly Surya mengajak penonton menjelajahi masa ketika Jakarta kembali diinvasi Belanda. Kota yang ditinggalkan oleh sebagian besar penduduk dan pemimpinnya menjadi saksi perjuangan gerilya para pemuda mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah.

Dengan pendekatan visual kontemporer, "Perang Kota" menafsirkan nuansa vintage Jakarta melalui lanskap bangunan tua yang diisi karakter-karakter dinamis dan bergaya. Kota Jakarta era 1940-an digambarkan penuh warna namun kontras dengan kemuramannya, memperkuat atmosfer ketegangan di tengah perang.

Jakarta, setahun setelah kemerdekaan. Ibukota menjadi medan perang antara pejuang dan tentara Sekutu yang ditunggangi Belanda. Razia, penangkapan, penembakan, hingga pembakaran terjadi di berbagai sudut kota. Kehidupan warga terguncang—banyak keluarga kehilangan anggota, ekonomi hancur, bahan pangan langka, harga melambung tinggi.

Di tengah kekacauan itu, Isa (Chicco Jerikho) bertahan menjalani keseharian di kota yang terus bergolak. Fatimah (Ariel Tatum) bergumul dengan perang batinnya, sementara Hazil (Jerome Kurnia) tetap teguh pada semangat perjuangannya. Intrik antara ketiganya tak hanya menyelimuti konflik cinta, tapi juga konflik moral dan psikologis.

Fatimah mendambakan kehangatan dari Isa, yang mengalami trauma dan tak bisa memenuhi kebutuhan batin istrinya. Hazil pun menjadi pelampiasan hasrat Fatimah. Dengan gaya bertutur yang lugas namun puitis, Mouly Surya meramu kisah cinta segitiga ini dengan unsur perjuangan dan pengkhianatan yang kuat.

Sinematografi oleh Roy Lolang, yang telah dinominasikan empat kali di FFI, menyajikan visual konflik batin dan perang secara imersif. Film ini menggunakan rasio aspek 4:3 sebagai elemen estetika dan naratif, menciptakan kesan klasik sekaligus memperkuat fokus pada karakter.

"Ide dasar "Perang Kota" adalah untuk menunjukkan kehidupan orang-orang di tengah perang, dalam kota yang tertekan. Kami menghadirkan banyak warna dan emosi, serta menggambarkan Jakarta tahun 1946 yang dipenuhi gang-gang sempit—sebagai metafora untuk pertempuran gerilya di Indonesia,” ujar Mouly Surya.

Produksi Berkelas dari Kolaborasi Internasional

Dibintangi oleh Chicco Jerikho, Ariel Tatum, Jerome Kurnia, Rukman Rosadi, Imelda Therinne, Faiz Vishal, Anggun Priambodo, dan lainnya, "Perang Kota" merupakan proyek ko-produksi antara Indonesia, Singapura, Belanda, Prancis, Norwegia, Filipina, dan Kamboja.

Film ini diproduksi oleh Cinesurya, Starvision, dan Kaninga Pictures, bersama rumah produksi internasional seperti Giraffe Pictures, Volya Films, Shasha & Co. Production, DuoFilm AS, Epicmedia, Qun Films, dan Kongchak Pictures.

Diproduseri oleh Chand Parwez Servia, Fauzan Zidni, Tutut Kolopaking, Rama Adi, dan Willawati (produser eksekutif), film ini turut melibatkan produser internasional ternama seperti Anthony Chen, Tan Si En, Denis Vaslin, Fleur Knopperts, hingga Bianca Balbuena.

Menggunakan format audio Dolby Atmos, film ini menawarkan pengalaman sinematik yang mendalam. Tata suara ditangani oleh Vincent Villa dari Prancis, sementara foley dikerjakan oleh studio Yellow Cab di Paris, yang juga terlibat dalam film pemenang Oscar seperti "Emilia Perez" dan "Fight Club".

“Ko-produksi dengan rumah produksi dan kru internasional menambah nilai produksi film ini. Selain visualisasi Jakarta 1946 yang makin hidup lewat VFX, kolaborasi ini juga menjadi pertukaran pengetahuan antar kru film,” ungkap produser Rama Adi.

Visi dan Komitmen Produksi

Starvision berkomitmen mendukung karya bertema eksploratif dan jarang diangkat oleh sineas Indonesia.

“Mouly Surya menawarkan kemungkinan baru dalam sinema Indonesia lewat film ini,” kata Chand Parwez Servia.

Sementara itu, Willawati dari Kaninga Pictures menyatakan bahwa film "Perang Kota" memiliki visi kuat dan kompleksitas cerita yang dicari oleh pihaknya.

"Sebuah kehormatan bisa kembali bekerja sama dengan Cinesurya," jelasnya.

Romansa di Tengah Perang

Chicco Jerikho menyebut karakter Isa memiliki banyak lapisan: seorang pejuang flamboyan yang juga bergulat dengan impotensi dan konflik rumah tangga.

“Isa punya sisi tragis yang mendalam. Mouly memberi dimensi baru dibanding versi bukunya,” ujarnya.

Ariel Tatum menambahkan bahwa Fatimah bukanlah sosok antagonis sepenuhnya. “Ia mewakili perempuan masa itu—kuat dan tangguh. Mouly memberi ruang bagi Fatimah untuk tampil sebagai sosok berdaya dan resilien di tengah perang,” ucap Ariel.

Sinopsis Singkat

Jakarta, 1946. Dalam perang, cinta, dan pengkhianatan. Isa (Chicco Jerikho), guru sekaligus pahlawan perang yang menghadapi masalah rumah tangga, ditugaskan untuk membunuh petinggi Belanda demi mempertahankan kemerdekaan. Ia menjalankan misi bersama sahabatnya, Hazil (Jerome Kurnia), yang diam-diam menjalin hubungan terlarang dengan Fatimah (Ariel Tatum), istri Isa.

"Perang Kota" tayang di jaringan bioskop mulai 30 April 2025. Ikuti informasi terkini melalui Instagram @perangkotafilm, @cinesurya, @starvisionplus, dan TikTok @StarvisionMovie.

Editor : Jafar Sembiring

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut