Film Lyora: Penantian Buah Hati Ajak Masyarakat Medan Dukung Pasangan Pejuang Garis Dua

MEDAN, iNewsMedan.id - Ratusan ibu dan "pejuang garis dua" di Medan memenuhi Deli Park XXI untuk menyaksikan pemutaran spesial film drama keluarga, "Lyora: Penantian Buah Hati", Sabtu (26/7/2025). Acara ini merupakan bagian dari rangkaian roadshow menjelang perilisan serentak film tersebut di seluruh bioskop Indonesia pada 7 Agustus 2025.
Pemutaran spesial di Medan turut dihadiri oleh Virgie Baker, produser film, dan aktris Chintya Lamusu, yang juga merupakan seorang pejuang garis dua. Film ini telah menyentuh banyak hati, dengan laporan dari penonton di Makassar yang tak kuasa menahan air mata karena merasa terwakili oleh kisah yang disajikan.
Virgie Baker menjelaskan bahwa film ini hadir sebagai dukungan bagi para perempuan yang sering kali menghadapi stigma sosial terkait infertilitas. "Banyak sekali pengalaman perempuan di Indonesia, termasuk di Makassar yang datang dan menyaksikan film ini, mengalami hal sama. Perempuan itu sering banget merasa diomongin kalau tidak punya anak. Dalam keluarga, kalau tidak punya anak, pasti perempuan dulu yang diomongin dan disalahkan. Untuk itu, film ini hadir sebagai teman dan penyemangat dari para pejuang garis dua," ujar Virgie.
Diskusi Kesehatan dan Dukungan Sosial
Selain pemutaran film, acara di Medan juga menghadirkan talkshow bersama Dr. dr. Ivan Rizal Sini, SpOG FRANZCOG MMIS. Dalam diskusinya, Dr. Ivan mengungkapkan data terkini mengenai infertilitas. "Data menunjukkan bahwa angka infertilitas itu meningkat jadi 1 dari 6 pasangan. Jadi memang angka kesulitan penyakit turunan itu memang di seluruh dunia sama. Sekitar 45% permasalahan dari pria, 45% dari perempuan, sekitar 10% itu mix yang kita kadang-kadang nggak tahu penyebabnya," paparnya.
Dr. Ivan menekankan bahwa "Lyora: Penantian Buah Hati" bukan hanya ditujukan bagi pasangan yang menghadapi kesulitan keturunan, melainkan juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya dukungan sosial. "Ini memang cerita tentang bagaimana pasangan itu harus di-support oleh social system-nya; orang tuanya, teman-temannya, dan semua itu bukan hanya memberikan vibe yang kadang-kadang kita melihatnya kesan menyemangati. Tapi sebenarnya justru kita memberikan semangat negatif kepada orang. Dan itu sebenarnya membantu juga untuk, oh saya punya teman yang memang lagi susah, yaudah jangan kita omongin begitu," tambahnya.
Menanggapi anggapan yang sering menyalahkan perempuan dalam masalah keturunan, Dr. Ivan menuturkan bahwa masyarakat kini semakin teredukasi. "Dengan adanya informasi seperti film ini ya, orang tahu bahwa masalah sebenarnya itu memang terjadi pada banyak pasangan. Bukan hanya pada perempuan saja, tapi pria juga. Dan support itu sangat diperlukan dari si suami. Jadi pentingnya untuk berobat itu untuk melihat dari perspektif pasangan. Jadi dalam hal ini sangat penting untuk melibatkan prianya, libatkanlah keluarganya," tutupnya.
Editor : Jafar Sembiring