MEDAN, iNewsMedan.id - Kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Korps Alumni HMI (KAHMI) nonton bareng (nobar) film Lafran di Kota Medan, pada Jumat (22/6/2024).
Film ini menceritakan sosok Lafran Pane dalam mendirikan HMI pada 5 Februari 1947 silam. Hingga, momen Lafran yang tengah bergejolak dengan pemikirannya pada masa penjajahan.
Sekretaris MW KAHMI Sumut, Dadang Darmawan Pasaribu, mengatakan bahwa film ini mengingatkan seluruh kader bagaimana seorang Lafran Pane mendirikan HMI atas dasar Keislaman dan Keindonesiaan. Maka dari itu, film ini menjadi tamparan keras bagi kondisi HMI saat ini.
“Ada nilai ideologi dan kemurnian independensi HMI di dalam film. Sayangnya, hari ini semua itu sudah tidak terbangun dan terbentuk lagi. Sebetulnya ini adalah pukulan atau tamparan keras atas apa yang ada pada realitas kekinian kita,” ujar Dadang.
Dadang juga kembali mengingatkan bahwa film ini menjadi refleksi bagi kader HMI. Mengingat, kondisi HMI saat ini sudah sangat jauh dari apa yang dicita-citakan oleh Lafran Pane.
“Ini menampar semua kader yang selama ini justru mencoreng moreng HMI. Banyak kader HMI tidak lagi memahami nilai ke-Islam-an, independensi, kemurnian perjuangan, dan idealisme HMI. Apakah film ini bisa mengembalikan nilai luhur kita kembali, itu pertanyaan kita semua,” jelasnya.
Film Lafran tayang serentak di layar lebar pada 20 Juni 2024. Sinema ini menampilkan biopik pendiri HMI Lafran Pane. Mulai dari kisah Lafran kecil yang hidup di masa penjajahan Belanda.
Kegelisahannya melihat kondisi mahasiswa Islam saat itu. Film besutan Korps Alumni Himpunan Mahasiswa islam (KAHMI) bersama rumah produksi Reborn Initiatives ini memerlukan riset panjang agar didapatkan kisah sebenarnya.
Penulisan skenario disusun Jujur Prananto dan Oka Aurora. Sebagai pengarah adegan film Lafran dipercayakan pada sutradara Faozan Rizal. Film berdurasi 1 jam 29 menit ini dibintangi sejumlah aktor ternama.
Lafran Pane diperankan oleh Dimas Anggara. Pemain lain yang mendukung penokohan yaitu Lala Karmela, Aryo Wahab, Alfie Alfandi, Ratna Riantiarno, Farandika, Nabil Lungguna, hingga Mathias Muchus.
Editor : Odi Siregar