Berawal dari Kaos Sablon di Bagasi Mobil, Kini Siska Punya Usaha Konveksi

MEDAN, iNewsMedan.id - Siska Anggraini (31) merupakan sosok di balik berkembangnya usaha konveksi Gemilang Production, yang kini dikenal luas di Kota Pematang Siantar dan sekitarnya. Mahasiswi Ilmu Komunikasi dari salah satu perguruan tinggi swasta di Medan ini memulai perjalanannya dengan langkah sederhana namun penuh keberanian.
"Saya mulai usaha ini berawal dari jualan kaos sablon di pinggir jalan bersama 3 teman saya," ungkapnya saat ditemui pada Selasa (8/4/2025).
Tahun 2014 menjadi titik balik dalam hidup Siska Anggraini. Saat ibunya pensiun dari pekerjaannya sebagai pegawai di salah satu bank BUMN, Siska yang kala itu masih menempuh studi kuliah jurusan Ilmu Komunikasi merasa terpanggil untuk ikut menopang kondisi keuangan keluarga. Tanpa pengalaman bisnis dan hanya berbekal semangat, ia memberanikan diri menjual kaos sablon yang ia datangkan dari Jakarta dan Bandung.
Bersama tiga temannya, ia mengubah bagasi mobil menjadi toko berjalan. Mereka mangkal di pinggir Jalan Gedung Arca, Medan, membuka lapak dadakan setiap sore hingga malam hari. “Kami gelar dagangan langsung dari mobil. Panas-panasan, kadang hujan-hujanan juga. Tapi waktu itu rasanya seru, karena semangat kami besar sekali,” kenang Siska sambil tersenyum.
Namun, semangat saja tidak cukup. Minimnya pengalaman, persaingan ketat, dan modal yang terbatas membuat usaha ini goyah. Enam bulan berselang, satu per satu rekannya mundur. Siska pun harus rela menutup usaha pertamanya.
“Waktu itu sempat sedih juga. Tapi saya selalu percaya, kegagalan pertama itu bukan akhir. Justru dari situ saya tahu, saya harus belajar lebih banyak kalau mau usaha ini benar-benar jalan,” ujarnya dengan nada mantap.
Meski usaha pertamanya kandas, Siska tak lantas menyerah. Tahun 2015, ia kembali mencoba peruntungan. Kali ini ia berjualan sendiri, berpindah lokasi ke kawasan Marendal, tak jauh dari kanal. Dengan konsep yang sama menjual kaos sablonan dibagasi mobilnya dan berusaha menarik pelanggan di tengah lalu lintas warga sekitar.
“Tiap pagi saya buka toko kecil di bagasi mobil itu, berharap ada yang mampir. Tapi kenyataannya, pengeluaran malah lebih besar dari pemasukan. Sewa tempat, makan dan semuanya berat kalau nggak ada pembeli,” cerita Siska.
Editor : Chris