10 Daerah dengan Konsumsi Gorengan Tertinggi di Indonesia, Ada Batang hingga Brebes

JAKARTA, iNewsMedan.id - Badan Pusat Statistik (BPS) baru-baru ini menerbitkan data mengenai tingkat konsumsi gorengan di berbagai daerah di Indonesia. Data tersebut menunjukkan 10 kabupaten/kota dengan tingkat konsumsi gorengan tertinggi.
Data BPS terkait daerah kecanduan makan gorengan tersebut tertuang dalam laporan berjudul 'Rata-rata Konsumsi Per Kapita Seminggu Menurut Kelompok Makanan dan Minuman Jadi Per Kabupaten/Kota (Satuan Komoditas), 2024'.
Menurut data yang diperoleh iNews.id, laporan BPS ini terakhir diperbarui pada Januari 2025. Sejatinya, ada delapan makanan dan minuman yang dijadikan indikator survei. Kedelapan makanan dan minuman itu antara lain:
- Makanan dan minuman jadi
- Roti tawar
- Roti manis, roti lainnya
- Kue kering, biskuit, semprong
- Kue basah (kue lapis, bika ambon, lemper, dan lainnya)
- Makanan gorengan (tahu, tempe, bakwan, pisang goreng)
- Makanan gorengan
- Bubur kacang hijau
Nah, dari data tersebut, diketahui bahwa ada 10 kabupaten/kota yang tingkat konsumsi makanan gorengan tinggi. Daerah mana saja?
1. Batang (5,69%)
2. Indramayu (5,2%)
3. Kota Pekalongan (5,11%)
4. Pemalang (5,01%)
5. Pekalongan (4,95%)
6. Majalengka (4,94%)
7. Nagan Raya (4,92%)
8. Bener Meriah (4,84%)
9. Padang Lawas (4,84%)
10.Brebes (4,62%)
Sebagai informasi, data BPS tersebut tidak memerinci hasil survei. Dengan kata lain, tidak diketahui kelompok usia mana yang paling banyak makan gorengan, pun jenis kelamin.
Dari data di atas, menjadi perhatian bagi daerah-daerah tersebut untuk mengawasi dampak mengonsumsi makan gorengan secara berlebihan.
Ilmu kesehatan membuktikan, mengonsumsi terlalu banyak gorengan akan memberi dampak buruk bagi kesehatan.
Dijelaskan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Pondok Indah - Puri Indah dr Muhammad Pranandi, SpPD, yang namanya gorengan itu mengandung lemak jenuh.
"Lemak jenuh yang terkandung di gorengan itu akan berisiko meningkatkan kolesterol, sekalipun digorengnya pakai minyak yang baru," kata dr Nandi dalam program Morning News hasil kolaborasi iNews.id dan Trijaya FM, beberapa waktu lalu.
Dokter Nandi menyarankan agar mengganti makanan yang digoreng dengan direbus atau dikukus. Cara pengolahan direbus atau dikukus dinilai lebih sehat.
Lebih lanjut, Ahli Gizi dr Elfina Rachmi menerangkan, yang namanya makan gorengan itu kalorinya dua kali lipat lebih tinggi. Ini tentunya akan memengaruhi kualitas kesehatan, terlebih jika mengonsumsi gorengan dalam jumlah yang banyak.
"Saat dimasak, minyak itu dapat membentuk lemak trans dan ini berkaitan dengan masalah kesehatan termasuk peningkatan risiko beberapa penyakit," jelas dr Elfina.
Berikut ini beberapa risiko mengonsumsi gorengan terlalu banyak dan sering, mengacu pada laporan kesehatan Healthline:
Bahaya Makan Gorengan Berlebihan
Penyakit Jantung
Makan gorengan dapat meningkatkan tekanan darah tinggi, dan ini menjadi salah satu faktor risiko seseorang mengalami penyakit jantung.
Satu studi dengan 16.479 partisipan membuktikan bahwa mengonsumsi 2 ikan goreng per minggu dikaitkan dengan risiko penyakit kardiovaskular.
Sementara itu, kelompok yang makan sayur dan buah secara rutin, memiliki risiko yang rendah mengalami penyakit kardiovaskular.
Diabetes
Studi telah membuktikan bahwa terlalu sering makan gorengan meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
Salah satunya studi yang dilakukan pada 2005, didapatkan bahwa seseorang yang makan fast food (termasuk gorengan) dua kali dalam seminggu, dua kali lipat berisiko terkena diabetes tipe 2.
Obesitas
Gorengan itu tinggi kalori dan mengonsumsi gorengan berlebihan dapat secara signifikan meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami obesitas.
Demikian pembahasan mengenai daftar 10 daerah di Indonesia yang kecanduan makan gorengan, termasuk bahaya di balik kebiasaan tersebut. Semoga informasi ini bermanfaat dan menjadi perhatian kita semua.
Editor : Jafar Sembiring