KAMPUNG janda begitulah sebutan sebuah desa yang diketahui ada 3.000 warganya berstatus janda. Ribuan wanita tersebut tinggal di sebuah desa di India mengklaim harimau telah menghabisi suami mereka satu per satu.
Para janda yang tinggal di 24 Pargana Selatan di India ini mengatakan suami mereka tewas diterkam harimau saat berkelana jauh ke dalam hutan untuk menangkap ikan dan kepiting serta mengumpulkan madu.
Suami Haridasi Mandal, Haren, 46, diketahui tewas diterkam oleh harimau pada 2014.
Haridasi mengatakan saat ini putra tertuanya telah mulai bekerja di daerah yang sama. Dia juga mengaku hidup dengan rasa takut kehilangan anggota keluarga yang lain saat pergi ke hutan.
Kisah senada diungkapkan Sulata Mandal, 35. Dia mengatakan suaminya Sujit tewas saat memancing pada April tahun lalu.
“Anak-anak saya telah membuat saya berjanji untuk tidak pernah pergi ke hutan lagi. Tetapi penghasilan saya sekarang sangat sedikit dengan melakukan pekerjaan serabutan ini,” terangnya.
“Kecuali saya menemukan pilihan untuk membuat cukup uang, maka saya harus kembali ke hutan,” lanjutnya.
Menurut pemerintah India, sekitar 40 hingga 50 orang tewas akibat serangan harimau setiap tahunnya.
Presiden Forum Dakshinbanga Matsyajibi, Pradip Chatterjee, mengatakan kepada Vice News sebanyak 3.000 wanita telah menjadi janda setelah suami mereka dibunuh oleh harimau.
Dia mengatakan itu adalah "perkiraan moderat".
Penduduk desa melaporkan setidaknya ada 60 kematian akibat serangan harimau di daerah itu sejak April tahun lalu.
Biasanya para suami ini kembali ke wilayah tersebut dari kota-kota besar tempat mereka bekerja sebagai buruh migran.
Chatterjee mengatakan bekerja di hutan dapat menghasilkan hingga 700 rupee (7 poundsterling atau Rp139.000), dibandingkan dengan hanya 2 poundsterling (Rp40.000) untuk pekerjaan buruh.
Mereka kemudian memasuki area terlarang, menempatkan diri mereka dalam bahaya dan akirnya diserang oleh harimau Bengal yang terancam punah.
Dari 60.000 pekerja di hutan, Chatterjee mengatakan hanya seperempat dari mereka yang memiliki izin untuk bekerja.
“Mereka tidak meminta kompensasi karena takut akan tindakan hukum. Mereka bahkan takut melaporkan kematian,” terangnya.
Direktur lapangan cagar harimau, Sundarban Tapas Das, mengatakan hanya 21 kematian resmi akibat diterkam harimau yang telah dilaporkan, sementara hanya empat yang memenuhi syarat untuk mendapatkan kompensasi.
Pemerintah India hanya memberikan kompensasi jika kematian terjadi di luar zona larangan masuk
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta