MEDAN, iNewsMedan.id - Dalam menjalani hidup ini, sering kali dihadapkan pada pilihan mengikuti logika, perasaan, atau mengikuti tuntunan agama Islam.
Namun, jika dalam beragama tidak mengikuti Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam (SAW), lalu siapa lagi yang pantas dijadikan pedoman? Allah telah memberi perintah yang sangat jelas dalam Alquran. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥٓ أَمْرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ ٱلْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ ۗ وَمَن يَعْصِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَٰلًا مُّبِينًا
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukminah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah tersesat, dengan kesesatan yang nyata.” (QS Al-Ahzab [33]: 36).
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta