Namun, ia menegaskan ada dua permintaan utama dari pembina klub, Gubernur Sumut periode 2018-2023, Edy Rahmayadi, kepada pemilik baru, yakni untuk menjaga marwah PSMS.
"Permintaan pembina hanya dua: jangan dibawa keluar Sumatera Utara, dan yang kedua, tolong dijaga dengan baik," ujarnya tegas.
Saat ditanya mengenai nilai jual PSMS, Arifuddin menyebut bahwa harga klub tidak hanya dilihat dari sisi finansial.
"Kalau soal harga, ya relatif. Tidak bisa kita cerita untung rugi. Selayaknya tim Liga 2 saja, tapi PSMS ini punya value yang lebih. Kalau memang serius untuk PSMS, calon pembeli tak seharusnya memperdebatkan hal itu," jelasnya.
Ia juga menambahkan pesan untuk pihak yang berminat mengambil alih PSMS.
"Intinya, kami pun tahu diri. Dan kalau kata anak Medan, jangan tembak lari," ungkapnya.
Meski isu kepemilikan PSMS terus berembus, Arifuddin memastikan hingga kini belum ada kesepakatan resmi dengan pihak manapun.
"Masih saya dan ayah (Edy Rahmayadi) yang membiayai ini semua. Tolong doakan tim kita ini bisa melewati babak playoff dengan baik. Saya tekankan kepada pemain harus bermain all-out demi marwah PSMS. Tugas saya adalah membiayai ini sampai selesai," ucapnya.
Saat ini, PSMS Medan tengah bersiap menghadapi babak playoff degradasi Liga 2.
Meski menghadapi tekanan finansial dan isu kepemilikan, semangat juang tim Ayam Kinantan tetap tinggi.
Arifuddin menegaskan pentingnya menjaga performa tim untuk mempertahankan marwah klub kebanggaan Kota Medan dan Sumatera Utara.
Editor : Chris