“Masyarakat yang tinggal di sana kebanyakan berasal dari ekonomi menengah ke bawah. Kami harap ada solusi, seperti pembebasan lahan atau ganti rugi yang layak,” tambahnya.
Selain itu, Waris mengusulkan pembangunan palang pintu tambahan di perlintasan menuju kawasan perumahan ASN yang masih rawan kecelakaan.
“Lokasi ini penting karena terdapat enam unit rusunawa. Kami berharap kerja sama antara pemerintah provinsi, pemerintah kota, dan PT KAI dapat mewujudkannya,” ujarnya.
Manfaat keberadaan pos jaga ini dirasakan langsung oleh warga sekitar. Abdul Hasyim, petugas kebersihan Masjid Jamik, mengatakan bahwa fasilitas tersebut membawa dampak positif.
“Kami merasa lebih aman karena petugas selalu ada di sini. Dalam dua bulan ini saja, tidak ada lagi kecelakaan. Para jemaah masjid pun lebih tenang saat beribadah,” ungkapnya.
Fahri Marpaung, siswa SMA Negeri 5 Tanjungbalai, juga menyampaikan hal serupa. Menurutnya, palang pintu ini menambah keamanan. Namun, ia mengeluhkan minimnya budaya tertib berlalu lintas.
"Banyak pengendara yang nekat melintas meski kereta api sudah dekat. Kami berharap ada edukasi lebih intensif dari pemerintah agar masyarakat lebih disiplin,” harapnya.
Peresmian ini ditandai dengan pengoperasian resmi palang pintu dan pos jaga, serta penandatanganan kerja sama antara Pemprov Sumut dan Pemerintah Kota Tanjungbalai untuk memastikan pemeliharaan fasilitas berjalan optimal.
Pemerintah berharap langkah ini dapat menjadi contoh bagi pembangunan fasilitas serupa di lokasi rawan kecelakaan lainnya di Sumatera Utara.
Editor : Odi Siregar