Lebih lanjut, Bobby mengatakan keterlibatan seluruh agama dan etnis dalam membangun Sumut, harus dilakuakan. Karena dengan cara itu seluruh potensi yang ada di Sumut akan dapat dimaksimalkan. Dia tak ingin ada perbedaan perlakuan terhadap penganut agama yang jumlahnya minoritas.
"Kadang-kadang ada bahasa-bahasa seperti ini, mayoritas-minoritas. Oleh karena itu, tidak boleh lagi. Kalau dianggap minoritas secara jumlah, oke. Tapi, perannya tidak boleh lagi ada yang seperti itu," lanjutnya.
"Semuanya harus punya andil yang besar, semuanya punya andil yang baik untuk membangun Sumut. Agar, apa yang kita miliki hari ini benar-benar bisa kita jadikan potensi yang baik, menjadi hal-hal positif ke depannya. Hal-hal seperti ini yang perlu bisa kita lakukan di Sumut ke depannya," katanya lagi.
Terakhir, Bobby menjelaskan, saat aktif menjabat sebagai Wali Kota Medan pihaknya telah memperkuat kolaborasi dan keterlibatan seluruh kelompok agama dalam proses pembangunan. Contoh kecil, perayaan peringatan hari besar agama tertentu, semua agama dapat merasakan dan ikut merayakan.
"Mungkin contoh kecil yang sudah kami lakukan di Kota Medan, minimal setiap peringatan hari besar keagamaan, bukan hanya milik satu agama. Misalnya, Idul Fitri, bukan hanya umat Islam yang bisa merasakan dan merayakan kita harap semua agama bisa merasakan dan merayakan. Begitu juga dengan Devawali misalnya, semua agama bisa merasakan dan merayakannya," jelasnya.
"Makanya kita sering kalau acara-acara keagamaan di Kota Medan biasanya ada nutup jalan buat merayakan agar semua juga bisa merasakan . Kalau ada hari besar keagamaan ini harus sama-sama kita hormati. Hal seprti ini ke depannya ingin sama-sama kita lakukan, sehingga ke depannya pembangunan Sumut ini bisa sama-sama kita lakukan," tandas Bobby.
Editor : Chris