MEDAN, iNewsMedan.id - Pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumut yang berlangsung dari 9-20 September 2024 menyisakan beragam catatan kritis.
Banyak sorotan datang dari masyarakat, terutama penduduk Medan dan peserta PON, yang mengeluhkan kurangnya persiapan dari panitia sebagai tuan rumah.
Ketua DPD Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Sumut, Daniel Sigalingging, menyampaikan bahwa persiapan PON di Sumatera Utara baru intensif dilakukan kurang dari setahun sebelum pelaksanaan.
"Kami melihat bahwa persiapan PON ini baru dikebut sejak akhir 2023 hingga mendekati pembukaan. Sangat wajar ada keluhan karena terkesan terburu-buru. Sementara, Sumut sudah ditunjuk sebagai tuan rumah sejak 2020, tetapi tidak ada persiapan yang dilakukan jauh-jauh hari," ungkap Daniel.
Daniel juga mengkritik kinerja Gubernur Edy Rahmayadi selama masa jabatannya. Menurutnya, tidak ada upaya yang dilakukan oleh Edy untuk mensukseskan PON.
"Ketika beliau lengser, baru muncul upaya untuk menyelenggarakan PON ini. Syukurnya, dua Pejabat Gubernur Sumut yang menggantikan dapat menyelesaikan tanggung jawab pelaksanaan PON dengan waktu yang sangat terbatas," tambahnya.
Daniel juga menyampaikan keanehan terkait proyek pembangunan Sumut Sport Center yang terletak di Desa Sena, Kabupaten Deli Serdang. Ia menyoroti bahwa peletakan batu pertama yang dilakukan pada 14 Agustus 2020 tidak menunjukkan kemajuan berarti. Ironisnya, pada 31 Maret 2023, acara serupa dilakukan di lokasi yang sama dengan orang yang sama.
"Setelah peletakan batu pertama itu, kami tidak melihat ada aktivitas pengerjaan proyek," lanjutnya.
Dia juga mengomentari Stadion Utama Sumatera Utara yang baru dapat diresmikan setelah PON selesai.
"Wajar saja, karena pekerjaan hanya dilakukan secara serius oleh Pejabat Gubernur setelah Edy mengundurkan diri. Sebagian venue hanya diperbaiki untuk memenuhi kualifikasi, dan itu pun tak dapat dituntaskan oleh Edy,” tegas Daniel.
Daniel juga menegaskan bahwa masyarakat secara luas menganggap penyelenggaraan PON di Sumut berantakan dan kurang siap, serta menyalahkan Edy Rahmayadi sebagai biang kerok.
"Bayangkan saja jika dia masih menjadi gubernur ketika PON berlangsung, bisa lebih kacau lagi," tutupnya.
Editor : Odi Siregar