get app
inews
Aa Read Next : Dua Tahun Berkembang Pesat, Universitas Satyatera Bhinneka Dapat Apresiasi Dirjen Diktiristek 

BISAFest, Sofyan Tan Bahas Keunikan Filosofi Budaya Karo

Rabu, 24 Juli 2024 | 09:25 WIB
header img
Anggota Komisi X DPR RI dr Sofyan Tan tak memungkiri punya kesan mendalam dengan etnis dan budaya Karo. (Ist)

MEDAN, iNewsMedan.id– Anggota Komisi X DPR RI dr Sofyan Tan tak memungkiri punya kesan mendalam dengan etnis dan budaya Karo. Tak heran jika dirinya dengan fasih menceritakan seluk beluk budaya Karo dari sisi filosofis pada acara BISAFest Pesona Gelar Budaya Karo di Jambur Ernala, Jalan Kapiten Purba, Medan, Selasa (23/7). 

Sofyan Tan mengatakan BISAFest kali ini diselenggarakan di ruang terbuka tanpa pendingin ruangan, berbeda dari sebelumnya yang kerap digelar di hotel. Karena jika ingin menggelar Pesona Budaya Karo maka wajib dilakukan di jambur. Jambur menurutnya punya makna filosifis yang kuat dan identik dengan etnis Karo yang terbuka.

“Budaya Karo ini adalah budaya yang terbuka, menerima berbagai suku, agama dan ras, ramah dan sangat toleran. Seperti Jambur yang terbuka ini, meski tidak ada AC tapi tetap sejuk,” ujar Politisi PDI Perjuangan itu. 

Sofyan Tan juga mengulas tentang makna filosofis rumah adat Karo yakni Siwaluh Jabu. Waluh yang artinya delapan dan jabu yakni rumah memiliki makna bahwa rumah adat Karo dihuni oleh delapan keluarga yang memiliki delapan ruangan.

Angka delapan yang dipilih menurutnya tidak jauh berbeda dengan karakter etnis Tionghoa yakni melambangkan hubungan yang tak pernah terputus. 

Karena banyaknya nilai budaya dan kearifan lokal di etnis Karo serta sifat keterbukaan dan ramahnya masyarakat Karo, tidak heran menurutnya jika lebih banyak wisatawan berkunjung ke Berastagi dan Tanah Karo daripada Danau Toba. Apalagi jika dibuka akses jalan alternatif yang bisa langsung tembus dari Medan ke Berastagi agar tidak lagi macet. 

Menurutnya budaya Karo sangat kaya dan sustainable (berkelanjutan). Karena itu harus dimajukan dan dikembangkan sesuai kondisi dunia dengan potensi wisata yang ada. Dia meminta agar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenpar Ekraf) dapat membantu berpartisipasi menggelar festival budaya Karo dengan even yang lebih besar dan melibatkan ribuan masyarakat. “Ini karena dibatasi pesertanya hanya 60 orang. Biasa kalau saya bikin acara budaya Karo bisa ribuan yang datang penuh jambur ini hingga ke jalan,” ungkapnya. 

Hadir dalam acara Analis Kebijakan  Ahli Muda Direktorat Event Daerah Kemenpar Ekraf Joko Suharbowo, mewakili Kepala Dinas Pariwisata Kota Medan Adrianta Putra Ginting, Praktisi Seni Budaya Karo Fakta Ginting dan peserta undangan tokoh serta pelaku seni Budaya Karo. 

Analis Kebijakan  Ahli Muda Direktorat Event Daerah Kemenpar Ekraf Joko Suharbowo menyebutkan BISAFest adalah mini festival untuk ajang silaturahmi dalam memfasilitasi sekaligus memotivasi para pelaku budaya agar terus berkembang. Seni budaya menurutnya selain punya nilai keindahan dan sarat nilai luhur, dapat juga menjadi diplomasi budaya dalam menarik wisatawan. 

Dalam BISAFest Pesona Budaya Karo tersebut dipertunjukkan beberapa atraksi budaya yakni Seni Beladiri Ndikkar dari Sanggar Nggara Simbelin Lingga, Tarian Erpanggir Ku Lau dari Sanggar Saimara, Penampilan Musik Tradisional Karo dari Sanggar Sepengodak Sepenggejapen serta tarian pembuka dari Sanggar Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda (YPSIM). Selanjutnya acara diisi diskusi budaya dengan narasumber tokoh dan praktisi seni Budaya Karo. 

Editor : Ismail

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut