Untuk mengembangkan bisnis Varian Brownies, Delievia mengikuti beberapa kelas strategi bisnis dan pengembangan produk sebagai modal pengembangan dirinya. Salah satu menu best seller-nya adalah dessert box atau brownies alpukat. Pemesannya bukan hanya mahasiswa baru, tetapi juga dosen dan siswa pasca sarjana di USU.
"Dengan kehadiran menu ini, omset meningkat. Sehari, saya membawa lebih dari 100 dessert box yang sudah dipesan melalui Instagram dan WhatsApp," ujarnya.
Kisah Sukses Brownies Buatan Delievia, Berawal Dari Resep Ibu Hingga Menembus Pasar Internasional. (Instagram Varian Brownies)
Selain penguatan di kualitas produk, Delievia juga melakukan penguatan di bidang digital marketing dengan menggunakan bahasa Inggris dalam penulisan caption di media sosial.
Ternyata, postingan ini menjadi daya tarik tersendiri. Brownies buatan Delievia diminati dari Malaysia hingga Singapura.
"Varian Brownies mendapatkan banyak pesanan lainnya, dan jangkauannya bukan hanya dari Indonesia saja, tetapi juga berhasil menjangkau sampai ke Malaysia dan Singapura," ujarnya.
Meski Varian Brownies kini menjadi primadona, keberhasilan Delievia membangun usahanya tidak terjadi secara instan. Sejak tahun 2017, ia jatuh bangun membangun usahanya, bahkan sempat terpuruk saat COVID-19 melanda tahun 2020. Namun, ia tidak menyerah dan justru menjadikan tantangan tersebut sebagai pemicu untuk bangkit.
Demi bertahan, ia menciptakan menu baru bernama Brownies Lumer dan memberikan diskon 50% biaya ongkos kirim untuk pelanggannya.
"Misal ongkos kirim 20.000, pelanggan hanya perlu membayar 10.000 dan 10.000 lagi dibayar oleh saya. Hal ini dilakukan agar meningkatkan penjualan dan teman-teman dapat mencoba browniesnya," ujarnya.
Mental tangguh Delievia tidak terbentuk begitu saja. Sejak kelas 4 SD, ia sudah menunjukkan minat di dunia bisnis dengan menjual peralatan tulis yang diberikan oleh ayahnya. Saat SMP, ia membantu kakak kelasnya menjual coklat dan jepitan rambut melalui BBM.
Editor : Ismail