get app
inews
Aa Text
Read Next : Siapa Saja 13 Perwira TNI AD yang Naik Pangkat Menjadi Brigadir Jenderal, Berikut Daftar Nama Mereka

Keluarga Prajurit Kostrad yang Tewas di Bogor Temukan Sejumlah Kejanggalan, Minta TNI Usut

Senin, 10 Juni 2024 | 08:36 WIB
header img
Keluarga Prada Prima Saleh Gea, prajurit Kostrad yang tewas di Bogor, minta kematian Prada Prima Saleh Gea diusut tuntas. Foto: MPI/Iman Jaya Lase

NIAS, iNewsMedan.id – Kematian Prada Prima Saleh Gea yang sebelumnya dilaporkan sebagai bunuh diri dipertanyakan oleh keluarganya.

Mereka merasa curiga karena setelah melakukan pemeriksaan langsung terhadap jenazah Prada Prima Saleh, seorang prajurit Yonkes 1 Kostrad Angkatan Darat Bogor, tidak ditemukan bukti yang meyakinkan bahwa korban memang melakukan gantung diri.

“Keluarga saya meragukan apakah kematian ini benar-benar bunuh diri ataukah pembunuhan, jadi kami merasa curiga. Kami, dari pihak keluarga, tidak setuju dengan kesimpulan bahwa korban melakukan gantung diri,” kata Sarani Gea, kakak dari Prada Prima Saleh kepada para wartawan di rumah duka di Desa Fulolo Salo'o, Kecamatan Sitolu Ori, Kabupaten Nias Utara, Sumatera Utara, pada hari Minggu, 9 Juni 2024.

Prada Prima Saleh ditemukan meninggal di OB Rumah Sakit Lapangan Yonkes Divif 1 Kostrad, Kabupaten Bogor, pada hari Selasa, 4 Juni 2024. Kematian tersebut dilaporkan sebagai bunuh diri. Namun, keluarganya tidak yakin bahwa korban benar-benar bunuh diri.

Jenazah Prima Saleh kemudian dibawa pulang ke kampung halamannya di Nias Utara melalui Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten.

“Ketika tiba di Bandara Soekarno-Hatta, mereka menyerahkan jenazah kepada saya. Pihak unit mengatakan bahwa mereka tidak bisa ikut saya pulang ke Nias, dengan alasan akan menyusul,” ujar Sarani yang didampingi kedua orangtuanya.

Menurut Sarani, jenazah Prima Saleh tiba di rumah duka di Desa Fulolo Salo'o, Nias Utara, pada hari Rabu, 5 Juni 2024. “Tidak ada pengawalan sama sekali dari pihak TNI, baik dari unit maupun TNI yang ada di Pulau Nias,” kata Sarani.

Sarani menjelaskan bahwa saat jenazah tiba di rumah, seseorang menghubunginya.

“Orang tersebut mengatakan bahwa kami tidak boleh membuka kantong plastik yang berisi pakaian jenazah saat korban melakukan gantung diri, dan menyarankan untuk menyerahkannya kepada komandannya saat tiba di rumah,” cerita Sarani.

Karena tidak sepenuhnya percaya, keluarga kemudian membuka peti jenazah dan melakukan pemeriksaan langsung terhadap kondisi jasad Prima Saleh.

“Ketika tiba di rumah, keluarga membuka peti jenazah tanpa sepengetahuan pihak TNI.”

Setelah memeriksa langsung jenazah Prima, keluarga menemukan sesuatu yang mencurigakan di bagian leher korban, ada bekas tali terlilit seperti kalung, yang sangat berbeda dengan tanda-tanda gantung diri.

Keluarga tidak percaya bahwa korban yang selama ini dikenal sebagai anak yang patuh bisa melakukan bunuh diri.

Keluarga mencurigai bahwa kematiannya mungkin disebabkan oleh pembunuhan dengan cara dicekik atau lehernya diikat dengan tali.

Pemakaman prajurit elit TNI tersebut tidak dilakukan secara militer. Keluarga mengatakan bahwa tidak ada pengawalan dari pihak TNI saat pemulangan jenazah.

Keluarga korban telah melaporkan kejadian ini ke Polisi Militer Nias di Gunungsitoli dan segera melaporkan juga kepada unit kesatuan di Bogor agar kematian Prada Prima dapat diselidiki.

Mengenai kejadian dan kecurigaan tersebut, keluarga berharap agar ada keadilan hukum dan motif sebenarnya dari kematian Prima Saleh dapat terungkap.

Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut