get app
inews
Aa Text
Read Next : Burung Beo Ini Fasih Ucapkan Kalimat Tauhid, Lantas Mengapa Syaikh Ini Menangisi Kematiannya

Barus Gerbang Peradaban Islam di Wilayah Nusantara

Minggu, 09 Juni 2024 | 19:06 WIB
header img
Presiden Jokowi saat berada di Komplek Pemakaman Muslim Mahligai di Barus, Tapanuli Tengah, Sumut pada 2017 . (Foto: Setpres)

MEDAN, iNewsMedan.id - Ketua Umum DPP Gabema Tapanuli Tengah - Sibolga, Masriadi Pasaribu menyayangkan keputusan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk melakukan migrasi koleksi arkeologi dari Laboratorium Arkeologi Baros di Jalan KH Zainul Arifin, Pasar Batu Gerigis, Barus, Tapanuli Tengah (Sumatera Utara), ke Gedung Koleksi BRIN Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Soekarno di Cibinong, Bogor (Jawa Barat). 

Barus yang berada Tapanuli Tengah - Sibolga, kini menjadi sorotan sebagai pintu gerbang peradaban Islam di wilayah Nusantara. Melalui kajian dan riset, Barus ingin menghadirkan peradaban Islam yang inklusif, toleran, dan moderat, dengan fokus pada moderasi beragama.

Tindakan tersebut  mengganggu upaya masyarakat Tapanuli Tengah - Sibolga di ranah dan di rantau untuk menorehkan kembali posisi Barus sebagai pintu gerbang peradaban Islam di wilayah Nusantara melalui kajian dan riset guna menghadirkan peradaban Islam di wilayah Nusantara yang inklusif, toleran, dan moderat yang berfokus kepada moderasi beragama. 

Pengembangan wilayah Tapanuli Tengah - Sibolga, bersama Tapanuli bagian selatan dan Kepulauan Nias, sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Danau Toba, memunculkan permintaan masyarakat agar Barus ditetapkan sebagai kawasan strategis pariwisata religi nasional. Penetapan tersebut diharapkan dapat meningkatkan pariwisata dan menjadi penopang destinasi pariwisata 'beyond Bali'.

Presiden Jokowi berada di Komplek Pemakaman Muslim Mahligai di Barus, Tapteng pada Maret 2017 (Foto: Setkab)

Barus memiliki banyak jejak Islam, salah satunya adalah makam tua di Kompleks Pemakaman Mahligai. Makam ini berasal dari abad ke-7 dan mengonfirmasi adanya komunitas Muslim pada masa itu. Ada juga Kompleks Pemakaman Muslim Papan Tinggi yang terletak di perbukitan. Di sini, terdapat makam para auliya dan ulama yang menjadi penyebar Islam di Indonesia pada abad ke-7.

Barus juga menyimpan berbagai benda bersejarah seperti perhiasan, mata uang dari emas dan perak, prasasti, serta fragmen arca. Keberadaan barang-barang ini memperkaya sejarah kawasan tersebut. Barus menjadi terkenal hingga Eropa dan Timur Tengah pada abad ke-7 karena produksi kapur barus dan rempah-rempah. Jalur perdagangan Barus juga menjadi pintu masuknya Islam ke Nusantara.

Profesor Muhammad Yunan Yusuf Tandjung, seorang tokoh asal Sorkam (Tapanuli Tengah), mendukung upaya menjaga barang arkeologi yang digali di situs Barus sejak tahun 1980 hingga 2005. Para akademisi dari Sekolah Tinggi Agama Islam Baru (STAIB) juga mendukung langkah bijaksana ini.

"Presiden Joko Widodo meresmikan 'Barus Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara' dan menancapkan tugu 'Titik Nol Peradaban Islam' pada tanggal 24 Maret 2022. Barus, juga dikenal sebagai Fansur, dianggap sebagai pintu gerbang masuknya Islam ke Nusantara pada abad ke-7," katanya, Minggu (9/6/2024).

Presiden Jokowi berada di Komplek Pemakaman Muslim Mahligai di Barus, Tapteng pada Maret 2017 (Foto: Setkab)

Keberadaaan Kota Barus di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara ini sudah pernah dikunjungi Presiden Joko Widodo sekaligus beziarah ke pemakaman Muslim di sana. Presiden Jokowi juga meresmikan Tugu Titik Nol Pusat Peradaban Islam Nusantara, yang ada di Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara pada Jumat 24 Meret 2017 lalu.

Presiden menyatakan bahwa Islam dengan peradabannya yang inklusif, toleran, dan moderat telah menebarkan rahmat di wilayah Nusantara yang juga menghormati agama-agama dunia lainnya.

Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin mengokohkan tiang pancang tugu tersebut dalam acara 'Barus Bersalawat untuk Indonesia' pada tanggal 15 Februari 2023. Beliau menyatakan bahwa tugu ini harus menjadi monumen yang memberi inspirasi, tempat pendidikan, pelatihan, kegiatan pengajian, bahkan mungkin didirikan perguruan tinggi dan studi tentang Islam. Tujuan dari hal ini adalah agar Barus diingat sebagai titik nol peradaban Islam di Nusantara oleh generasi mendatang.

Editor : Odi Siregar

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut