PEKANBARU, iNewsMedan.id - Perkumpulan Pengelola Sampah dan Bank Sampah Nusantara (Perbanusa) resmi dibentuk. Pembentukan dan pengukuhan pengurus Perbanusa tersebut juga berlangsung bersamaan dengan Musyawarah Regional (Musreg) yang dilaksanakan selama 3 hari, Kamis (11/1/2024) hingga Sabtu (13/1/2024) di Pekanbaru, Riau.
Kepengurusan tersebut, terdiri dari Pembina Kapus P3ES, Ketua Regional Hindra Atmaja, Ketua 1 Yasra Alfariza, Ketua 2 Imam Sapardi. Berlanjut Prama Widayat di posisi Sekretaris, dan Bendahara dijabat Sugianto. Kepengurusan ini akan menjabat selama 5 tahun hingga 2029 mendatang.
Ketua Perbanusa Regional Sumatera, Hindra Atmaja menegaskan bahwa Perbanusa hadir sebagai mitra pemerintah dalam hal pengelolaan sampah.
"Hadirnya Perbanusa merupakan mitra dari pemerintah dalam pengelolaan sampah," tegas Hindra Atmaja dalam keterangan tertulis, Senin (15/1/2024).
Kemudian dijelaskan pada keterangan teresbut, secara keanggotaan Perbanusa Regional Sumatera memiliki anggota dibeberapa provinsi, yakni Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu dan Lampung.
"Semuanya sudah membentuk Perbanusa masing-masing provinsi tersebut," kata Hindra.
Wakil Ketua 1 Perbanusa Regional Sumatera, Yasra menjelaskan, iinisiasi pembentukan Perbanusa Regional Sumatera berangkat dari perkembangan pengelolaan sampah yang ada di wilayah Sumatera.
Berawal dari dari beberapa pengurus DPD 1 Perbanusa di wilayah Sumatera yang bersepakat membangun simpul untuk menyatukan tata kelola sampah yang lebih baik. Para inisiator, yaknj Hindra Atmaja dari Kepulauan Riau, Yasra Al-Fariza dari Sumatera Utara), Prama Widayat dari Riau, Imam Sapardi dari Bengkulu dan Sugianto dari Jambi.
"Melalui diskusi yang cukup panjang sejak November 2023 sampai Januari 2024 akhirnya terbentuklah Perbanusa wilayah Sumatera, kegiatan ini dilaksanakan di Provinsi Riau yang dihadiri utusan dari enam, Provinsi, yaknj Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Jambi dan Bengkulu," jelas Yasra.
Menurut Yasra, permasalahan bagi pengelola sampah selama ini, yakni di segmen penjualan sampah terpilah, dimana sebagian besar para pengelola tersebut menjual ke Jabotabek atau Provinsi Sumatera Utara.
"Pengiriman ke Jabotabek dan Sumatera Utara itu membutuhkan biaya pengiriman mulai dari Rp500.000 sampai Rp1.000.000 per ton dan ini sangat memberatkan," ungkap Yasra.
Karena itu, kata Direktur Bank Sampah Induk New Nornal yang berpusat di Kota Medan ini, pihaknya merasa perlu membangun sistem yang terintegrasi agar rantai distribusi ini menjadi lebih murah dan mudah sekaligus memutus jejak karbon yang dihasilkan.
"Untuk itulah perlu dibentuk Perbanusa Regional Sumatera," tukas Yasra.
Di sisi lain, Yasra juga mengatakan bahwa Musyawarah Regional tersebut mendapat dukungan P3ES (Pusat Pengendali Pembangunan Ekoregion Sumatera), yang juga konsen dalam pengelolaan lingkungan yang lebih baik termasuk juga kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan sampah berbasis masyarakat menuju sirkular ekonomi.
"Kapus P3ES, berpesan bahwa kedepan kita akan bersinergi dalam hal mencapai target pemerintah untuk pengurangan sampah sebesar 30 persen dan penanganan sampah sebesar 70 persen pada tahun 2025," kata Yasra.
Hal tersebut disampaikan Yasra, selaras dengan amanat Undang-Undang nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah yaitu melakukan pengurangan dan penanganan sampah.
"Sehingga nantinya Perbanusa Regional Sumatera dan P3ES konsen dalam mendorong terbentuknya sinergi dan kolaborasi stakeholder dalam pengelolaan lingkungan hidup termasuk pengelolaan sampah," ujarnya.
Sementara, dalam keterangan tertulis tersebut disebutkan program kerja pengurus Perbanusa Regional Sumatera. Terdapat 3 program secara periodik, yakni Jangka Pendek tahun 2024, Jangka Menengah, 2025-2027 dan Jangka Panjang 2028-2032.
Program jangka pendek dimulai dengan pembenahan database pengelolaan sampah secara akurat untuk kebutuhan industri daur ulang, standarisasi materi bank sampah, pengelolaan sampah baterai bekas yang mengandung mercury, water zero pack untuk pengurangan penggunaan botol air mineral.
Program jangka menengah diantaranya dengan kerjasama dengan industri daur ulang untuk membuka pabrik daur ulang disalah satu provinsi yang ada di Sumatera dan sertifikasi tenaga ahli bidang lingkungan.
Program jangka panjang yaitu berdirinya pabrik daur ulang disalah satu provinsi di Sumatera selain yang ada di Provinsi Sumatera Utara, memiliki tenaga ahli B3, manggrove, sampah plastik, K3, manajemen, terumbu karang masing-masing 1 orang per provinsi.
"Inilah beberapa program kerja yang coba dirancang oleh Perbanusa Regional Sumatera. Diharapkan dengan terbentuknya Pengurus Perbanusa Regional Sumatera dapat melaksanakan beberapa tujuan diantaranya menyatukan rentang kendali perjalanan tata angkut sisa an-organik antar provinsi se-Sumatera," tutup Yasra.
Editor : Chris