Sandiaga juga selalu ingat beberapa hal mengenai budaya Tionghoa. Pertama saat Imlek pasti identik dengan Angpao, ini ada benang merahnya dengan budaya gotong royong dan saling peduli.
"Kedua budaya yang selalu ingat dari mentor saya dan itu tidak akan pernah lupa adalah saat bertemu masyarakat Tionghoa selalu saya ditanya sudah ‘Cia’ belum? atau yang artinya sudah makan belum," ujarnya.
Dan yang ketiga, lanjut Menparekraf, saat perayaan Imlek atau festival lainnya selalu berbicara tentang health and prosperity atau kesehatan dan keberkahan. Untuk itu Ia ingin mengajak semua di tengah pandemi untuk terus berinovasi, beradaptasi ,dan berkolaborasi.
"Event yang kita kolaborasikan ini harus menghadirkan sisi edukasi terkait sejarah dan budaya. Setelah itu juga ada hiburannya, seperti tadi di balik tarian barongsai yang multietnik di bawah Yayasan Sultan Iskandar Muda,” katanya.
Kemudian Menparekraf juga berpesan setiap event harus memiliki empowerment untuk memberdayakan masyarakat setempat di setiap festival. Sehingga festival-festival ini akan menghidupkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
"Yang terakhir adalah engagement untuk meningkatkan keterikatan kita kepada masyarakat. Namun tetap menerapkan CHSE," katanya.
Saat Festival Budaya Tionghoa Indonesia, Menparekraf hadir bersama Anggota DPR RI Komisi X Sofyan Tan, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaran Kegiatan Kemenparekraf/Baparekraf Rizki Handayani, Direktur Event Daerah Kemenparekraf/Baparekraf Reza Fahlevi, dan tokoh masyarakat Tionghoa Tansri Chandra.
Editor : Ismail