GAZA, iNewsMedan.id - Elon Musk, CEO Tesla dan SpaceX, menolak undangan pejabat senior Hamas untuk mengunjungi Gaza dan melihat dampak serangan Israel. Musk baru-baru ini berkunjung ke Israel dan setuju dengan keputusan negara tersebut untuk menghancurkan Hamas.
Pada konferensi pers di Beirut, anggota politbiro Hamas, Osama Hamdan, menyatakan kelompok bersenjata Palestina bersedia menunjukkan Musk dampak pembantaian dan penghancuran di Gaza sesuai dengan standar objektivitas dan kredibilitas. Musk, saat ditanya di X (sebelumnya Twitter), menyatakan bahwa situasi di Gaza saat ini tampak berbahaya, tetapi ia yakin kesejahteraan Gaza dalam jangka panjang adalah hal yang baik bagi semua pihak.
Pernyataan ini muncul setelah kunjungan Musk ke Israel, di mana ia mendukung sikap Perdana Menteri Netanyahu terhadap Hamas, menyatakan bahwa mereka yang berniat melakukan pembunuhan harus dinetralisir.
Perjalanan Elon Musk ke Israel berlangsung setelah ia tersandung tuduhan menyembunyikan sentimen "anti-Semit". Spesifiknya, ia sepakat dengan sebuah postingan yang menuduh orang-orang Yahudi "mendorong kebencian dialektis terhadap orang kulit putih yang mereka klaim ingin orang-orang berhenti gunakan untuk melawan mereka".
Sebelumnya, ia juga terlibat perselisihan dengan Liga Anti-Pencemaran Nama Baik (ADL), sebuah kelompok advokasi Yahudi, yang menuduhnya memperbolehkan ujaran kebencian terhadap X. Musk telah membantah tudingan anti-Semitisme dan mengancam akan menggugat organisasi tersebut.
Konflik yang dimulai setelah serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober telah menelan ribuan korban jiwa di kedua belah pihak dan menyebabkan krisis kemanusiaan serta kehancuran yang meluas di Gaza. Seiring eskalasi konflik, tegangan antara komunitas pro-Palestina dan pro-Israel di seluruh dunia juga meningkat.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta