“Kesembuhan pasien tidak akan disebabkan oleh satu obat saja, tetapi juga kombinasi dengan sejumlah faktor lain, termasuk keterampilan dan dedikasi staf medis dan perawat Unit Perawatan Intensif, penerapan terapi berbasis bukti terbaru untuk COVID, dan vaksinasi terhadap COVID”, kata juru bicara United Lincolnshire Hospitals NHS Trust kepada Reuters.
Dikutip dari apnews.com, para pakar memperingatkan agar obat Viagra tidak diberikan kepada pasien Covid-19 karena belum diuji secara klinis. Seorang juru bicara Viatris, yang memasarkan Viagra pun mengatakan kepada AP bahwa obat tersebut tidak diindikasikan untuk COVID-19 atau gejala terkait.
Dapat disimpulkan, kabar obat Viagra yang diklaim menyembuhkan Covid-19 itu merupakan informasi hoaks alias tidak benar.
Editor : Chris