Kolaborasi Maritime Advisor & Safety Selat Malaka Diperlukan

MEDAN, iNewsMedan.id- Keselamatan Maritim (maritime safety) sangat penting di Selat Malaka, mengingat kawasan perairan ini merupakan salah satu jalur terpadat dan tersibuk dalam arus lalulintas kapal perdagangan internasional.
Untuk itu, diperlukan maritime advisor dan kolaborasi bersama para perwira pandu maritim antarnegara, terhadap pemanduan dan penundaan kapal-kapal yang berlayar di selat ini.
Sehingga melalui kolaborasi pelayanan perwira pandu dari tiga negara, meliputi Singapura Malaysia dan Indonesia, menjadikan pelayaran di Selat Malaka termasuk Selat Singapura akan tetap senantiasa terjaga aman dan nyaman, demi mendukung suksesnya perdagangan untuk kemajuan ekonomi dunia.
Hal itu disampaikan President Indonesian Maritime Pilots’ Association (Inampa), Pasoroan Herman Harianja, terkait pertemuan “The 3rd Asia Pacific Maritime Pilots’ Forum” di Seoul Korea Selatan, yang diikuti 27 Perwira Pandu Maritim Indonesia, baru-baru ini.
Menurutnya, kegiatan pemanduan kapal pada dasarnya wajib dilaksanakan, mengingat karakteristik selat yang ada di beberapa negara, berbeda luas dan kedalamannya.
"Diharapkan lewat pertemuan atau forum pandu maritim, kedepan 60 perwira pandu maritim Indonesia bisa berperan lebih baik lagi untuk memajukan maritim Indonesia. Karena deepsea pilot maritim kita saat ini sudah setara dengan perwira pandu dari berbagai negara lainnya," ungkap Herman.
Pada pertemuan di Korea awal September lalu, sebanyak 200 peserta hadir mewakili 19 negara yang berada di kawasan Asia Pasifik. Indonesia berkesempatan menyampaikan 3 Country Paper yaitu , Capt. Dedik Harjito, M.Mar dari PT Pertamina Port & Logistics, Prasetyadi, selaku Direktur Utama PT Pelindo Jasa Maritim (Sub Holding Pelindo) dan President Inampa, Pasoroan Herman Harianja,
Lewat berbagai gagasan yang disampaikan, organisasi profesi di kawasan Asia Pacific tentunya mendukung langkah Indonesia untuk menjaga keselamatan bernavigasi di Selat Malaka.
"Nanti kami juga akan memaparkannya kembali pada Kongres IMPA ke-26 di Rotterdam Belanda tahun 2024 mendatang pada saat penyerahan pataka IMPA dari Belanda kepada Indonesia.," tambah Herman
Dia meyakini, pertemuan tersebut akan meningkatkan peran dan arti Inampa bagi stakeholder yang ada di dalam maupun luar negeri, dan pertemuan tersebut juga akan meningkatkan citra Indonesia di mata maritim dunia.
Tentunya kongres tersebut akan membawa banyak benefit bagi Indonesia, dari sisi ekonomi, pariwisata, industri maritim, budaya, kuliner, hiburan, akomodasi. Selain itu, sebagai ajang untuk marketing dan public relation bagi komunitas maritim internasional.
Apalagi manfaat forum ini sangat besar sekali bagi delegasi Indonesia, selain sebagai ajang learning dan sharing juga sekaligus sebagai wahana untuk benchmarking industri dengan berbagai negara lainnya. Termasuk mengenai maritime safety khususnya di kegiatan pemanduan dan penundaan kapal di era disrupi teknologi dan climate change saat ini.
Pada kesempatan di Korea tersebut, Delegasi Indonesia melakukan benchmarking industri kemaritiman di salah satu perusahaan Korea Selatan berskala global yaitu HMM.
Perusahaan ini merupakan Global Integrated Logistics and Shipping Company masuk kategori global top ten, dengan enam Regional Head Quarters, 26 Subsiorisies, 8 terminal, 60 Branch Offices dan 6 Liason serta pada tahun 2020 focus menjadi perusahaan Global yang Carbon Neurality.
Sementara delegasi Indonesia selain diikuti President INAMPA, Pengurus DPP dan Perwakilan DPW dari seluruh Indonesia, juga utusan dari Pertamina Port & Logistics (PPL), Pelindo Head Quarter, Sub Holding Pelindo Jasa Maritim (PJM) dan Terminal Teluk Lamong.
Editor : Ismail