JAKARTA, iNewsMedan.id - Kisah sukses pemilik Donat SiBungsu menarik untuk diulas. Sebab, pria bernama Ega Nur ini membuktikannya lewat niat dan kerja keras.
Pengusaha muda berumur 25 tahun ini, cukup dikenal di kalangan masyarakat Tasikmalaya, karena usaha Donat Sibungsu miliknya yang unik dan harganya terjangkau.
Dalam tayangan di saluran YouTube Naik Kelas, Ega mengaku kepikiran membuat usaha donat karena terinspirasi dari ayahnya. Pasalnya, saat Ega kecil, ayahnya sering membuat donat dan menjualnya keliling kampung ke kampung.
Ide untuk menjalankan usaha donat muncul ketika Ega tamat SMA dan mulai bekerja di sebuat perusahaan ritel di Bekasi, Jawa Barat.
Setiap pulang kerja, Ega merasa apa yang dilakukannya adalah rutinitas yang menyita waktu dengan penghasilan yang tidak seberapa. Pada 2019, dia kemudian memutuskan untuk resign dan kembali ke rumah.
"Sebelum resign, saya tuh kepikiran mau buka usaha. Terus saya ingat, bapak dulu punya usaha jualan donat tapi enggak diterusin. Makanya begitu resign, saya pulang ke rumah, dan hal pertama yang saya lakukan, minta ke bapak untuk ajarin bikin donat," kata Ega.
Dia kemudian belajar membuat donat dari ayahnya, sampai bisa menemukan formula yang empuk. Setelah itu, Ega membeli 1 gerobak dan mesin pengaduk adonan donat ukuran 5 kg dari uang yang ditabungnya selama bekerja.
Berbeda dengan bapaknya yang jualan keliling kampung, Ega memutuskan untuk menjual donat dengan gerobak dengan menyewa tempat. Tak hanya itu, Ega pun memberi nama Donat SiBungsu dengan slogan "Empuk dan Lembut" yang dicetak spanduk dan stiker yang ditempel di gerobaknya untuk menarik perhatian.
"Arti Donat SiBungsu itu yang paling kecil, karena ukuran donatnya juga emang lebih kecil dari donat umumnya. Lalu saya bikin slogan empuk dan lembut. Ini yang jadi kualitas utama donat buatan saya untuk pelanggan," ungkap Ega.
Untuk memperluas pemasaran donat buatannya, Ega juga memanfaatkan media sosial. Upayanya tersebut berhasil karena dari hari ke hari Donat SiBungsu makin dikenal dan pelanggannya bertambah.
"Makanya saya bersyyukur dengan era digital sekarang ini, karena melalui media sosial saya bisa gampang memasarkan produk Donat SiBungsu. Tinggal dibuat, difoto dan share, bisa menarik pelanggan," ujar Ega.
Dia menuturkan, memulai varian rasa donat cokat dan keju, tapi dia terus berinovasi untuk membuat Donat SiBugsu berkembang. Salah satu inovasi yang dilakukannya adalah dengan membuat donat karakter dan tulisan.
Hal itu menjadi ide Ega karena dia memiliki kemampuan menggambar. Ternyata varian donat karakter sangat diminati anak-anak, bahkan kerap dijadikan sebagai hadiah ulang tahun.
Tak berhenti di situ, Ega juga membuat donat asin. Ide itu tercetus dari ketidaksukaannya pada rasa manis. Ega kemudian mencoba membuat donat asin dengan menggunakan topping saos dan abon.
"Saya bikin donat asin pakai saos dan abon, ternyata laku dijual karena tidak semua orang suka donat manis. Dari sini saya berpikir, kalau punya ide, lakukan, jangan ditunda-tunda. Belajar untuk melaksanakan ide karena bisa jadi itu petunjuk untuk mengembangkan usaha kita," tutur Ega.
Dia mengungkapkan, awalnya hanya membuat 50 pcs donat, namun sekarang produksi Donat SiBungsu mencapai 2.000 pcs per hari. Harga jualnya pun cukup terjangkau. Donat dengan varian rasa biasa Rp4.000, sedangkan donat karakter Rp5.000.
"Alhamdulillah, sekarang sudah punya toko sendiri. Produksi Donat SiBungsu sekitar 2.000 pcs per hari, dan omzetnya per bulan bisa mencapai Rp200 juta," kata Ega.
Dia mengatakan, akan terus menjalankan bisnis tersebut sampai bisa membahagiakan dan menyejahterahkan ayahnya. Bagi Ega, ayahnya adalah sosok pejuang yang rela banting tulang menghidupi keluarga dan membesarkan anak-anak sendirian karena ibu Ega meninggal saat dia masih SD.
"Pas saya SD, ibu sudah meninggal. Makanya saya dekat dengan bapak. Saya lihat bapak banting tulang buat keluarga, sampai jual donat dari rumah ke rumah bahkan ke kampung lain, makanya saya mikir kalau bapak saya bisa kenapa saya enggak," ungkap Ega.
Saat ditanya apa rahasia suksesnya, Ega mengatakan ada 4 hal yang menjadi kunci kesuksesannya, yaitu yaitu mencintai pekerjaan, jangan berhenti mencoba, jangan berhenti berinovasi, dan jaga konsistensi.
"Cita-cita saya ingin membahagiakan bapak saya, ingin menyejahterahkan beliau. karena saya tahu bagaimana beliau banting tulang untuk keluarga. Makanya saya akan terus berusaha sampai cita-cita saya tercapai," tutur Ega.
Artikel ini telah terbit di halaman iNews.id dengan judul Pilih Resign, Pemuda Ini Sukses Jualan Donat dengan Omzet Rp200 Juta per Bulan
Editor : Odi Siregar