Meutya Hafid Ajak Mahasiswa Hasilkan Konten Siaran Sehat

MEDAN, iNewsMedan.id - Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid mengajak para mahasiswa dan kawula muda untuk menghasilkan konten siaran yang sehat.
Hal ini disampaikannya dalam acara Gerakan Literasi Sejuta Pemirsa bertajuk "Siaran Sehat Demi Masyarakat, Jaga Pemilu Damai 2024” di Stadion Mini Universitas Sumatera Utara (USU), Minggu (20/8/2023).
"Kondisi ini, tentunya akan memberikan manfaat positif pada ranah yang menjadi fokus kita bersama, yakni kemajuan penyelenggaraan penyiaran di Indonesia," ungkapnya.
Menurut Meutya hal ini pentingmengingat dalam waktu dekat, bangsa Indonesia akan merayakan pestademokrasi untuk memilih calon pasangan Presiden dan Wakil Presiden beserta seluruh anggota legislatif.
Pesta ini tentunya akan melibatkan seluruh elemen masyarakat. Karenanya, politisi Partai Golkar ini ingin menekankan pentingnya isi dan konten siaran yang sehat menjelang pemilu 2024 terlebih di tengah erakemajuan teknologi digital.
"Setidaknya, kriteria isi dan konten siaran yang yang sehat adalah tidak hanya entertain, tapi juga informatif dan edukatif. Ketiga hal ini sangat diperlukan bagi dunia penyiaran di Indonesia, baik radio maupun televisi serta digital," jelasnya.
Apalagi, sambungnya, saat ini konten-konten di televisi dan radio juga sering diunggah kembali secara masif ke platform media digital, seperti Youtube ataupun dalam bentuk podcast.
Sehingga, peran KPI dan KPI Daerah sebagai pengawas dan regulator serta edukator bagi dunia penyiaran televisi dan radio nasional tentu sangat penting bagi terwujudnya konten siaran yang memenuhi kriteria siaran yang sehat.
"Sehingga, siaran sehat adalah siaran yang dijaga netralitasnya dan tidak boleh mengutamakan kepentingan golongan tertentu, tidak diperbolehkan bersifat fitnah, menghasut, menyesatkan dan/atau bohong sebagaimana diatur dalam UU Penyiaranmaupun P3SPS," terangnya.
Menurut Meutya, 'Gerakan Literasi Nusantara: Siaran Sehat Demi Masyarakat, Jaga Pemilu Damai 2024' ini sangat istimewa terlebih karena acara ini dilaksanakan di USU.
Sebab, bercermin dari data dari KPU saatpemilihan umum tahun 2019, pemilih millennial hingga gen Z mencapai 40% dari jumlah pemilih di Indonesia.
Jumlah ini tentunya sangat signifikan dan potensial, namun cenderung memiliki sifat apatis, sehingga tidak menggunakan hak suara mereka pada pemilu tahun 2019.
Ini kata Meutya tentu menjadi perhatian bersama, agar bagaimanasemua bersinergi untuk mendorong generasi muda (pemilih millennial hinggagen Z) untuk menggunakan hak suara-nya nanti.
"Oleh karena itu, saya sangatmendukung tema kali ini yang menekankan pada pentingnya literasi melalui siaran-siaran yang sehat. Sekali lagi, saya berterimakasih dan mengapresiasi KPI atas terselenggaranya acara ini yang merupakan wujud nyata aksi sosialisasi yang sangat krusial dalam mensukseskan Pemilu 2024 nanti," imbuhnya.
Meutya mengakui, untuk mensukseskan Pemilu 2024, memang bukan suatu tugas yang mudah. Sehingga pada kesempatan ini, dia meminta kepada masyarakat luas untuk proaktif terlibat dan membantu pemerintah, menjadi masyarakat yang kritis, dengan tidak mudah termakaninformasi.
"Informasi yang diterima harus diverifikasi. Mari bersama kita awasisiaran-siaran yang menjurus pada hoaks, SARA, black campaign terkait Pemilu 2024. Harapannya tentu, untuk menciptakan suasana yang kondusif, supaya tidak terjadi perpecahan dan keterbelahan publik yang ekstrim selama masa Pemilu 2024," katanya.
Meutya menambahkan, Komisi I DPR RI juga berkomitmen untuk terus mendorong terwujudnya penyiaran Indonesia yang sehat, cerdas dan berkualitas.
"Karena pada hakekatnya, penyiaran yang menggunakan ranah publik (public domain), haruslah benar-benar mengutamakan kepentingan publik," pungkasnya.
Editor : Ismail